khazanah

Baik Mana, Negara Kafir Bebas Korupsi atau Negara Islam Korupsi? Ini Pendapat Gus Baha

Selasa, 28 Februari 2023 | 12:52 WIB
Baik Mana, Negara Kafir Bebas Korupsi atau Negara Islam Korupsi? Ini Pendapat Gus Baha (twitter.com/gubuk_sufi)

MANADONESIA.COM - Gus Baha mengingatkan agar kita kembali kepada spiritualitas, Bahwa Agama itu penting.

Jangan terjebak dalam kekaguman membabi buta atas kemajuan material belaka apalagi menyangkut Agama.

Dalam sebuah pengajiannya dilansir dari laman YouTube Santri Gayeng, Gus Baha mengingatkan akan keutamaan menjadi orang beriman. Sekalipun salah, gagal, dan tidak mendapatkan kemakmuran materil.

Allah lebih menyukai keimanan daripada kekafiran.
Dunia Islam mengalami kemunduran. Sebagian orang percaya ini.

Baca Juga: Hajat Seluas Lautan Terkabul, Cukup Amalkan ini Selama Seminggu Kata Habib Novel Alaydrus, Jangan Ragu!

Terutama jika dibandingkan dengan negara-negara Barat. Sejak beberapa abad terakhir, negara negara Islam berhasil dijajah. Secara perkembangan ilmu pengetahuan, dunia Islam mengalami stagnasi.

Secara penguasaan ekonomi, negara negara Islam di bawah negara-negara Barat. Secara pengelolaan negara, negara-negara barat lebih bersih dari korupsi.

Sedangkan negara negara Islam justru dikotori praktik korupsi. Demikian pula dengan dunia pendidikan yang kalah dari segi kualitasnya.

Peraih nobel, kebanyakan adalah warga negara dari sebuah negara yang kebanyakan penduduknya adalah non Islam.

Baca Juga: Pesan Mbah Moen, Pegawai Negeri dan Jalan Dakwah dalam Pandangan Gus Baha

Kondisi ini membuat sebagian umat Islam silau. Mereka belajar tentang dunia Barat yang maju. Lalu membandingkan dengan dunia Islam yang penuh keterbelakangan.

Mereka lalu berfikir bahwa tanpa Islam, negara Barat bisa maju. Anggapan ini tentu kemudian berlanjut pada anggapan yang, setidak-tidaknya, menganggap agama sebagai perkara yang tidak penting dalam kehidupan.

Dari logika ini lalu muncul pandangan yang penuh kekesalan terhadap negara dan agama sekaligus. Seakan agama dan negara yang penduduknya menganggap penting agama, tidak bisa dibanggakan sama sekali.

Anggapan ini merupakan salah satu bentuk tantangan terhadap keberlangsungan nasionalisme Indonesia.

Baca Juga: Sholat Dhuha Itu Cukup Sebulan Sekali! Jangan Tiap Hari, Penjelasan Gus Baha Soal Etika dalam Beribadah

Halaman:

Tags

Terkini