"Yakni orang seperti akan mudah karirnya hingga disukai oleh banyak orang, itulah bentuk apresiasi yang di berikan Allah,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Sebaliknya ada orang yang mengaku beriman kepada Allah tetapi sifatnya tidak menggambarkan sifatnya beriman kepada Allah, contohnya dia mengaku beriman tetapi masih suka berkata kotor.
Berarti kata Ustadz Adi hidayat imanya hanya berbentuk status, contoh dia mengaku Islam hanya lewat ktpnya, tidak ada sifatnya yang menggambarkan dia seorang muslim.
Baca Juga: Bagaimana Jika Kita Sholat Dengan Pakaian Kotor? Ini Penjelasan Buya Yahya
Bagaiamana statusnya di hadapan Allah maka turunlah Quran surah ke-25 al-furqan di ayat ke-23.
وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا
“Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.”
“Di situ disebutkan amalnya tapi tidak disebutkan olehnya, maka jika ada orang berbuat baik tidak didorong oleh imannya dan jadi perbuatan baik dalam konteks dunia maka dengan keadilan dan keagunganku kata Allah aku akan balas itupun di dunia dengan cepat,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Adilnya Allah kata Ustadz Adi Hidayat segala perbuatan baik maupun buruk dibalas tapi karena sifatnya dunia maka balasannya dunia kalau perbuatan dunia dibalas akhirat.
"Jadi jika kita melakukan kebaikan dalam konteknya dunia karena sifat kita maka akan langsung dibalas di dunia kebaikanya, Allah akan memberikan apresiasi dengan disukai oleh banyak, atau karirnya akan meningkat itu termasuk balasan dalam konteks dunia," tambah Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Aduuhhhay! Menikah Lagi Tanpa Sepengetahuan Istri? Ini Hukumnya Poligami Diam-diam
“Jadi konteks kebaikan sifatnya di dunia berbeda dengan perbuatan yang balasanya nanti didapatkan ketika di akhirat,” ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Itulah penjelasan tentang perbedaan perbuatan baik dan sifat baik menurut Ustadz Adi Hidayat. ***