تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Tanazzalul-mala`ikatu war-rụḥu fīha bi`iżni rabbihim, ming kulli amr
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Salamun hiya ḥatta maṭla'il-fajr
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Maka sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu.
Baca Juga: Apa Tanda Malam Lailatul Qadar? Simak di Sini Jawabannya Sesuai Hadits
Dengan dasar iman dan sangat mengharapkan pahala melimpah di sisi Allah.
Seharusnya juga kita dapat mencontoh Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang giat beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Beliau seperti itu demi meraih malam yang mulia, Lailatul Qadar.
Aisyah menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau pada waktu yang lainnya.”
Aisyah mengatakan, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari jima’), menghidupkan malam-malam tersebut, dan membangunkan keluarganya.”
Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan Lailatul Qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak mesti seluruh malam.
Baca Juga: Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi? Ternyata ada di Malam-malam ini, Simak Sabda Rasulullah SAW