Bagaimana agar momen kemulian Ramadhan mendatangkan berkah dan tidak hanya menghasilkan kesia-siaan, itulah yang semestinya selalu direnungkan setiap muslim.
Baca Juga: Pentingnya Menghafal dan Memahami Al Quran, Berikut Penjelasannya dalam Kultum Ramadhan 2023
Kegembiraan Saat Tamu Agung Datang
إذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw bersabda:”Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setanpun dibelenggu”. [HR. Muslim].
Hadist ini menjadi salah satu motivasi bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdiaannya kepada Allah ta’ala.
Di bulan Ramadhan, Dia tidak hanya membuka pintu-pintu kebaikan dan memberikan pahala yang berlipat-lipat pada setiap amal kebaikan, melainkan Dia juga menutup – atau setidaknya meminimalisir – hambatan dan rintangan yang menghalangi hamba-Nya untuk meraih kebaikan dan pahala, yaitu dengan “membelenggu” setan, baik dari kalangan jin ataupun manusia.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa nabi bersabda kepada Abu Dzar, “Wahai Abu Dzar mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan, manusia dan jin”. Abu Dzar bertanya, apakah ada manusia yang menjadi setan? Beliau menjawab, “benar”.
Bahkan bisa jadi setan yang berbentuk manusia ini lebih berbahaya daripada setan dan jin. Dalam hal ini, Malik bin Dinar pernah berkata:
“Setan (berbentuk) manusia lebih aku waspadai daripada setan jin. Karena ketika aku membaca ta’awudz, enyahlah setan jin dariku, akan tetapi setan (berbentuk) manusia itu malah semakin mendekat.”
Maka, sesungguhnya kabar gembira bulan Ramadhan sesungguhnya hanya akan dirasakan muslim yang memang memiliki tekad kuat untuk menjadikan Ramadhan sebagai lahan menanam amal dan mencurahkan segala keluh kesah kepada Yang Maha Kuasa, sehingga – paling tidak – dapat mendekati derajat taqwa yang merupakan tujuan akhir puasa Ramadhan.
Duri-duri di Bulan Suci (Waspada Terhadap Kerugian)
Hadist Nabi yang menggambarkan keistimewaan bulan Ramadhan, seperti dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka dan terbelenggunya para setan, seharusnya tidak hanya ditafsirkan secara tekstual melainkan dengan konteks yang diinginkan teks hadist itu.
Dinyatakan bahwa di bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, maksudnya adalah di bulan ini banyak lahan amal ibadah yang sengaja Allah sediakan agar dapat digarap setiap muslim untuk meningkatkan kualitas keimanan dan keislaman.
Sedangkan pernyataan bahwa pintu-pintu neraka ditutup, maksudnya adalah banyak hal di bulan suci ini yang dapat menghalangi seorang muslim untuk berbuat maksiat.