Gus Baha menerangkan yang dimaksud kaya tersebut versi tasawuf, yaitu kaya hati, sabar, pemaaf, dan sebagainya.
Maka, Gus Baha pun berpesan bagi yang belum melakukan ibadah ini (menikah) agar tidak merasa cemas atau risau.
Sebab kata Gus Baha, setelah menikah maka banyak yang akan berubah baik dari sisi sifat, karakter dan sebagainya bahkan pada rezeki.
Selain itu dengan menikah kata Gus Baha seseorang akan lebih dewasa dalam menyikapi berbagai problem kehidupan berumah tangga.
Sikap itulah yang disebut dengan kaya versi tasawuf kata Gus Baha.
“Yang membuat nggak nikah-nikah itu nafsumu. Mengharap istri yag cantik, nasabnya baik, ekonominya bagus. Yang membuat tidak menikah itu nafsu, karena selera,” kata Gus Baha.
Gus Baha menganalogikan menikah dengan keinginan menjadi Kyai.
Menurut Gus Baha, menjadi Kyai itu yang penting mengajar agama.
Tetapi menurut Gus Baha, seseorang tidak perlu mempunyai Pesantren yang besar.
"Mengajar ngaji di Musholla, menjadi imam walaupun jama’ah masih sedikit itu pun sudah bisa dikatakan Kyai. Pokoknya semua itu ikhlas,” kata Gus Baha.
Maka barang siapa yang lakukan ibadah ini maka akan dilancarkan rezeki dan kekayaan dari Allah kata Gus Baha.***