Dalam sebuah Riwayat, baginda Rasulullah SAW bersabda;
"Dan si mayit mendengar diangkat serta diletakkannya sendal mereka (para peziarah) ketika mereka berpaling saat ditanyakan pada si mayit."
"Hai Manusia, Siapa Tuhanmu, Apa Agamamu dan Siapa Nabimu?”.
Dalam riwayat lain juga disebutkan, jika terdapat tiga pertanyaan tambahan lagi yang mengikuti pertanyaan pokok tersebut.
Di antaranya yaitu, “Di mana Kiblatmu, Apa Kitabmu, dan Siapa Saudaramu?”.
Semua pertanyaan Malaikat tersebut harus mampu dijawab oleh para penghuni kubur.
Baca Juga: Punya Hutang Lama dan Lupa Nominalnya? Begini Cara Pelunasannya Kata Ustadz Adi Hidayat
Sekilas, pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nankir itu terkesan mudah untuk dijawab.
Hal itu terasa wajar, sebab apa yang ditanyakan kedua malaikat tersebut sudah menjadi pengetahun dasar bagi setiap hamba Allah SWT yang mengaku beriman.
Namun pada kenyataannta, hal itu tidaklah segampang apa yang dibayangkan.
Karena kesulitan seseorang bukan terletak pada jawabannya, melainkan cara menjawabnya di alam kubur nanti.
Sebab saat di alam kubur nanti, seseorang tak lagi dapat berbicara melalui lisannya seperti di dunia, sehingga bisa tidaknya menjawab pertanyaan itu ditentukan melalui amal perbuatan seseorang.
Bagi golongan orang yang beriman, taat, sholeh, dan teguh dalam pendirian, keberadaan pertanyaan mmMalaikat Munkar dan Nakir mungkin dianggap aman-aman saja.
Pasalnya, mereka yang cenderung memiliki catatan positif di dunia dengan mengerjakan segala perintah serta menjauhi larangan Allah SWT, besar kemungkinan akan selamat dari pertanyaan tersebut.
Sebab, begitu Malaikat mengajukan pertanyaan siapa Tuhanmu maka seluruh amal ibadah dan kebaikan sontak menjawab Allah Tuhanku.