Abu Hurairah pun kembali memberikan jawaban yang sama, bahwa dia merasa kasihan dengan maling yang mengaku melarat itu, hingga kembali melepaskannya.
Tapi Rasulullah kembali lagi mengatakan hal yang sama, bahwa maling itu sudah membohongi Abu Hurairah, dengan ceritanya.
Di malam ketiga saat Abu Hurairah menjaga harta tersebut, maling itu kembali datang untuk mencuri menggunakan trik yang sama.
Ketika tertangkap basah, maling itu kembali memelas, tapi kali ini dia berkata akan mengajarkan sebuah kalimat yang bermanfaat untuk Abu Hurairah.
Maling tersebut berkata, “ketika kau mau tidur di kasurmu, bacalah Ayat Kursi sampai selesai, adapun manfaatnya, Allah akan selalu menjaga dirimu, serta setan tak akan mendekatimu sampai waktu pagi”.
Perkataan dari maling itu membuat Abu Hurairah terkesima, hingga dia pun lagi dan lagi melepaskan maling itu.
Saat pagi hari tiba, lagi-lagi Rasulullah kembali bertanya, sebelum Abu Hurairah melaporkan kejadian malam sebelumnya.
Abu Hurairah lalu menceritakan pengalaman uniknya, di malam ketiga saat menjaga harta zakat fitrah tersebut.
Termasuk menyampaikan dakwah yang disampaikan oleh maling tersebut kepadanya, karena menurutnya itu adalah sebuah ilmu yang bermanfaat.
Dan atas dasar itulah maling tersebut dia lepaskan.
Setelah mendengarkan cerita Abu Hurairah, Rasulullah kemudian berkata bahwa apa yang disampaikan oleh maling itu memang benar, namun sayangnya dia adalah seorang pembohong.
Rasulullah bahkan kemudian membuka kedok asli dari maling yang selama 3 malam berturut-turut datang untuk mencuri itu, yang mana ternyata adalah setan.
Dari kisah ini, dapat diambil pelajaran bahwa setan yang dari kalangan jin, sangat bisa untuk meniru atau menyerupai wujud seorang manusia.
Selain itu, setan juga ternyata sanggup untuk mengajarkan manusia agar senantiasa taat dalam beribadah.
Kendati demikian, tetap saja setan adalah seorang pendusta.