Kalau dalam sudut pandang pengetahuan tentu menimbulkan masalah.
Kalau iman diukur dengan akal kadang tidak nyambung.
Misal, “Orang kalau dengan kecepatan sekian, maka pasti akan hancur”.
Kalau agama selalu diukur dengan akal ya repot, ucap Gus Baha.
Seperti halnya masalah orang sudah dikubur, menjadi tulang belulang, lalu bangkit dari kubur.
Akhirnya, semua masalah (agama) dipersoalkan, bukan hanya Mi’raj saja. ***