MANADONESIA.COM - Gus Baha dalam kajiannya mengatakan jika tidak semua kata kafir yang ada pada nabi dan hadis-hadis itu.
Tidak selalu kafir keluar dari Islam, tetapi maknanya kafir tidak mensyukuri nikmat.
Menurut Gus Baha kafir juga bisa di artikan mensyukuri nikmat, kok bisa begitu, tanya jamaah.
Kalian jangan seperti orang-orang Khawarij, Kadang madzhab sekarang, sebagian orang-orang ekstremis,
Orang zina kafir, ikut togel kafir, ikut multilevel (MLM) kafir, setiap dosa disebut kafir.
Bahasa kafir yang dimaksud Nabi ketika orang berdosa adalah memungkiri nikmat, bukan kafir keluar Islam. Itu sudah ijma’ (kesepakatan) ulama.
Misalnya Nabi pernah bersabda:
“Tidak ada orang zina ketika zina dia berstatus mukmin, tidak orang mencuri ketika mencuri dia berstatus mukmin.”
Maknanya seperti ini, kalau dia saat itu mukmin dengan aturan orang mukmin harus meninggalkan mencuri, meninggalkan zina, maka dia pasti dia tidak zina. Tetapi, bukan berarti dia yang zina itu kafir.
Banyak teks-teks hadis yang seakan-akan pelaku dosa besar itu oleh Nabi diistilahkan disebut “kafir”. Itu makannya ingkar terhadap nikmat Allah, bukan keluar dari Islam.
Itu sudah jelas ijma’ ulama. Karena kata kafir yang digunakan untuk orang Islam itu mengkafiri nikmat.
Sekarang, kafir di sini keluar dari Islam apa kafara nikmat? Kafara nikmat.
Oleh karena itu Imam Suyuti menafsiri wa man kafara ayyin nikmata. Bukan mengkafiri Allah tapi mengkafiri nikmat.