MANADONESIA.COM - Yang sering mendengarkan ceramah Gus Baha, pasti akan menemukan di sela ngaji, beliau kerapkali sebut.
“Saya sudah khatam Kitab Ihya’ 4 sampai 5 kali sampai hampir hafal titik koma Ihya’.
Bahkan saya sudah mengkaji kitab karya Hujjatul Islam ini dari beberapa versi penerbit. Tiga atau empat versi cetakannya.”
Baca Juga: Ini Perspektif Gus Baha Tentang Medsos serta Tips dan Triknya Dalam Menyikapi
Bukan cuma itu, Gus Baha juga beberapa kali mengaku mengkhatamkan kitab Ithaf (Syarah Ihya’) karya Sayyid az-Zabidi.
Lewat pengakuan inilah, ulama sampai kiai tradisional yang begitu mengagumi Imam Ghazali dan kitab Ihya’-nya bisa dibilang akan merasa langsung kalah dengan Gus Baha.
Itu yang sudah kiai, apalagi, mereka yang khatam Ihya’-nya cuma sekadar ikut khataman, tanpa ikut ngaji full.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Gus Baha itu Manusia Quran
Dalam urusan hadits, Gus Baha juga berulang kali bilang; ” Kegemaranya yaitu membaca Shahih al-Bukhari.
Beliau sangat percaya dengan isi hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari tersebut.
Bahkan Shahih Bukhari dijadikan standar utama untuk mengenal Nabi dan sunah-sunahnya.
Baca Juga: Gus Baha: Pilih Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama?
Ketika menyebutkan suatu hadits misalnya, Gus Baha kerap bilang :
“Saya hafal betul teks haditsnya. Karena sengaja saya hafalkan!”
Bayangkan, siapa yang tidak langsung merasa kalah “melawan” orang yang begitu yakin dan mantabnya menyebut kata per kata sebuah hadits.