Ruh lalu menyatu secara sempurna ketika dibangkitkan di hari kiamat, tentunya untuk menjalani kehidupan di akhirat.
Ketika di dunia jasad yang lebih dominan, akan tetapi ketika di dalam kubur ruh yang lebih dominan.
Ruh adalah urusan Allah swt yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah.
Hal tersebut sebagaimana dalam firmannya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh: Roh itu termasuk urusan tuhan-ku dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan melainkan sedikit”.(QS Al-Isra:85).
Hubungan Ruh dan Jasad
Ruh dan jasad datang dari Allah swt.
Tubuh makhluk hidup tidak dapat bergerak tanpa ruh, tidaklah tubuh itu bergerak atau diam melainkan sepengetahuan ruh.
Tubuh tidak dapat dekat dengan ruh. Akan tetapi ruh sangat dekat dengan tubuh kita.
Tidak ada satupun yang dapat mengenal bentuk dan rupa ruh yang ada di dalam tubuh manusia kecuali Allah swt.
Kondisi tersebut menjelaskan bahwa hak Allah swt sungguh dekat dengan segala sesuatu.
Ruh bersifat halus dan gaib, dimana ruh tidak nyata, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, tidak beranak dan tidak mengalami kematian, karena ruh akan kekal selamanya.
Umat islam diwajibkan percaya kepada hal-hal yang gaib, hal tersebut sebagaimana dalam firman Allah swt.
“Orang mukmin adalah orang yang percaya kepada yang ghaib.”(QS Al-Baqarah:3).
Jasad itu sekedar wadahnya ruh yang menemani untuk mengembara di dunia.
Ruh di dalam jasad manusia memiliki batas waktu tertentu atas kehendak Allah swt.