Berkat keputusannya itu, Graham Scott mendapatkan banyak pujian dan diapresiasi oleh Wesley Fofana.
Dalam satu ceritanya pemain berusia 22 tahun tersebut berterima kasih karena diizinkan berbuka puasa di tengah pertandingan.
"Hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Premier League dan operator kompetisi Liga Inggris yang telah mengizinkan saya berbuka puasa, di tengah pertandingan ini yang membuat sepak bola terlihat luar biasa", ucap Wesley Fofana.
Melihat hal itu tampaknya Premier League ingin melakukan hal serupa di musim 2022/2023.
Terlebih di Liga Inggris musim ini cukup banyak klub-klub yang diperkuat para pemain muslim seperti Riyad Mahrez dari Manchester City, Mohamed Salah bersama Liverpool, Zouma bersama West Ham dan masih banyak lagi.
Di bulan Ramadhan tahun ini jadwal pertandingan di kompetisi kompetisi Eropa termasuk Liga Inggris memang sedang padat.
Dengan rencana tersebut Liga Inggris pun membuktikan jika mereka memiliki toleransi tinggi kepada para pesepakbola Muslim.
Nantinya saat sebelum pertandingan wasit akan lebih dulu mengidentifikasi pemain mana yang puasa dan mungkin memerlukan waktu untuk berbuka puasa.
Kebijakan ini diberlakukan pada pertandingan yang kick off pada 16.30 dan 17.30 waktu setempat, karena saat pertandingan digelar akan berbarengan dengan waktu berbuka puasa Inggris yaitu sekitar pukul 18.15.
Selain peraturan buka puasa di tengah pertandingan Liga Inggris, Ramadhan tahun 2023 juga cukup spesial bagi sejumlah klub Inggris salah satunya yaitu tim biru London, Chelsea.
Dalam menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini, Chelsea mengadakan acara buka puasa bersama di markas mereka Stamford Bridge.
Menurut situs resmi Chelsea acara ini akan menjadi buka bersama yang diadakan di stadion klub Premier League.
Chelsea bekerja sama dengan Ramadan Tent Project, sebuah badan amal yang didirikan pada tahun 2013 dengan misi menyatukan komunitas dan memperkenalkan pemahaman tentang Ramadhan.