Keduanya memiliki hubungan yang kokoh dan saling berkomitmen untuk membantu satu sama lain.
Jika terjadi pertempuran antara Taiwan dan Amerika Serikat melawan China, pertempuran laut dan udara dalam skala besar akan terjadi.
Bukan hanya Taiwan, lima negara yang bermitra dengan Amerika Serikat juga memperkuat pertahanannya.
Jepang, Korea Selatan, Australia, Filipina, dan Thailand telah meningkatkan anggaran pertahanan dan bermitra dengan Amerika Serikat.
Di sisi lain, China juga melakukan investasi besar-besaran dalam militer dan keamanan, khususnya angkatan laut.
Negara-negara lain juga mencari cara untuk meningkatkan kemitraan keamanan, termasuk bermitra dengan Rusia.
Dalam skenario konflik, mungkin terjadi blokade saluran oleh China terhadap Amerika Serikat, dengan misil dan pesawat tanpa awak dikerahkan.
Kapal selam kedua pihak akan menembakkan torpedo, dan pesawat tempur akan terbang di angkasa.
Namun, apakah konflik antara kedua negara perlu dikhawatirkan?
Tentu saja, alasan utamanya adalah karena potensi konflik ini sangat besar dan dapat membuka peluang bagi konflik terbuka.
Potensi pertempuran maritim antara Amerika Serikat dan China sangat besar, bahkan mungkin melebihi pertempuran Pasifik selama Perang Dunia II.
Apakah perang nuklir mungkin terjadi? Sangat mungkin. Keduanya memiliki sistem persenjataan nuklir strategis, dan konsekuensinya akan berdampak pada kehancuran serta krisis pengungsi karena banyak orang akan melarikan diri dari zona konflik.
Implikasinya adalah terjadinya ketidakstabilan keamanan ekonomi dan geopolitik di kawasan Asia Pasifik yang tidak bisa dihindari.
Penting untuk dipahami bahwa perang antara Amerika Serikat dan China tidak akan ada pemenangnya.
Kerusakan dan kerugian personil akan besar, mungkin mencapai ratusan ribu jiwa.