Sayangnya belum banyak yang bisa kita ketahui mengenai Bard, sebab Google hingga kini baru membatasi aksesnya ke sejumlah pengguna saja.
3. Meta
Meta tidak lagi fokus di Metaverse pada 2023 ini. CEO Meta Mark Zuckerberg sudah membentuk tim khusus untuk mengakselerasi AI di Meta dan mengintegrasikan ke platform seperti Facebook, Instagram, hingga WhatsApp. Fokusnya juga berbeda-beda, misalnya AI berbasis teks, gambar dan format video.
Sejauh ini, Meta sudah meluncurkan sejumlah proyek AI, meski kebanyakan lebih dimaksudkan untuk keperluan riset. Salah satu proyek pertama mereka adalah Galactica yang telah dilatih dengan lebih dari 48 juta jurnal, buku dan berbagai sumber pengetahuan ilmiah lainnya.
Sayangnya, kinerja Galactica di dunia nyata tidak sefantastis yang dibayangkan, dan Meta dengan cepat menonaktifkan aksesnya hanya tiga hari setelah dirilis.
BlenderBot 3 adalah eksperimen AI lainnya dari Meta. Sayangnya, proyek ini bisa dibilang kurang berhasil karena performanya jauh di bawah GPT-3
Namun Meta tidak menyerah, dan pada akhir Februari, mereka merilis LLaMA, yang ditujukan untuk membantu komunitas riset AI yang kekurangan akses ke infrastruktur skala besar. Sebuah tim akademisi Stanford baru-baru ini mendemonstrasikan bahwa, dengan penyesuaian lebih lanjut, LLaMA dapat dibuat sepintar ChatGPT.
4. Anthropic
Anthropic adalah perusahaan riset AI 2021 yang dibuat oleh mantan karyawan OpenAI. Kita tidak perlu heran jika produk awalnya adalah Chatbot AI yang mampu bersaing langsung dengan ChatGPT. Anthropic memberinya nama Claude, dan Chatbot tersebut sekarang menjalani pengujian terbatas.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan data AI Scale, Claude dianggap memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pesaing kuat ChatGPT, namun ia masih memiliki banyak kekurangan. Claude, di sisi lain, dianggap lebih ngotot, terutama ketika diminta untuk membalas permintaan yang tidak dapat diterima.
5. Alibaba
Raksasa e-commerce China ini juga tidak mau ketinggalan momentum dalam tren AI. CNBC melaporkan pada bulan Februari bahwa Alibaba sedang mengembangkan versi Chatbot AI-nya secara internal. Yang lebih mengejutkan, Alibaba mengklaim telah bekerja dengan AI sejak 2017.
Masalahnya adalah aturan sensor internet pemerintah China yang sangat ketat. Menurut Nikkei, pemerintah China telah mengarahkan Tencent dan Ant Group untuk membatasi akses ke Chatbot AI mereka. Pemerintah khawatir Chatbot AI akan memberikan akses ke konten yang dilarang.
6. Baidu
Baidu, raksasa teknologi China lainnya, juga terlibat dalam Perang AI. Baidu baru-baru ini meluncurkan Ernie, sebuah Chatbot AI yang dilaporkan telah dikembangkan sejak 2019 dan secara intensif menyortir data dalam jumlah besar.