Misalnya ikan, ikan sehat nggak, ya sehat tapi jika ikan sudah diolah,olah ,olah lagi apalagi sudah dikemas dan dipabrikasi maka ikan sudah dibagi kesehatannya.
Lebih baik kata dr. Zaidul Akbar makan ikan saja, maksudnya makan ikan yang dibeli dipasar dan dibakar, dikukus, dipepes itu yang sehat dan dikatakan Real Food.
Lalu apa lagi kata dr. Zaidul Akbar, makan how food atau makanan keseluruhan misalnya makan kurma, ya makan kurma itu ya makan kurmanya, bukan minum jus kurma atau minum sari kurma.
Kurma itu masuk dalam kategori Real Food dan How Food karena makan keseluruhan itu saja tidak susah -susah, dan jangan berlebihan.
Banyak orang yang bertanya kalau mie instan boleh nggak, halal nggak, ya boleh dan halal tapi kalau makan tiap hari masalah nggak, ya masalah kata dr. Zaidul Akbar.
Jadi kita naikkan sedikit kita punya gradasi tentang itu dengan cara dinaikkan untuk memahami betapa banyak makanan-makanan yang kita makan itu perlu kita kritisi itu yang pertama.
Yang kedua apa, kita turunkan kembali keorang tua kita dulu makan.
Sehingga kita lebih berfikir bagaimana anak-anak muda itu bangga dengan minum kunyit asem itu yang akan menyelamatkan mereka.
Sekarang kita khawatir dengan berlimpahnya kedai-kedai yang jualan minuman yang berlimpah gula, tinggal tunggu nanti, semoga tidak, kita tinggal tunggu epidemiknya.
Dan negeri kita akan berlimpah orang-orang yang diabetes pada usia muda.
Artinya ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyelamatkan generasi, dengan cara apa ya kembalikan kemakan sehat aja, mudah dan murah tutup dr. Zaidul Akbar***