MANADONESIA.COM - Buya Yahya mengatakan bacaan dalam sholat yang wajib itu ada lima.
Seperti yang kita ketahui, dalam pelaksanaan sholat ada rukun yang menentukan sah atau tidaknya sholat seseorang.
Rukun-rukun sholat yang beragam bisa kita kategorikan menjadi dua jenis, yakni rukun fi'li (perbuatan) dan rukun qauli (ucapan).
Baca Juga: Bolehkah Memilih-memilih Masjid untuk Sholat Berjamaah ? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Rukun yang berupa ucapan dalam sholat ada lima, yakni membaca takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah.
Membaca tahiyat akhir, membaca shalawat saat tahiyat akhir, dan salam pertama.
Pertama Bacaan Takbiratul Ihram
Saat takbiratul ihram, tangan diangkat keatas, mulut mengucapkan Allahu Akbar dan hati membisikkan niat. Ketiganya dilakukan secara bersamaan.
Kedua membaca Surah Al-Fatihah
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ.
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ. ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ. مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ. إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ. ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ. صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Ketiga ketika membaca Tahiyat Akhir
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Baca Juga: Ini Kemuliaan Sholat Subuh, Semua Bacaan Langsung Dijawab Oleh Allah SWT kata Ustadz Adi Hidayat
Keempat membaca Shalawat Nabi Setelah Tasyahud Awal
Artikel Terkait
Syekh Ali Jaber: Hindari Siksa Kubur Dengan Amalan Ini
Hukum Mendonorkan Anggota Tubuh Menurut Islam, Ini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
Catat! Ini Latihan Agar Kuat Puasa di Bulan Ramadhan, Ustadz Syafiq Riza Basalamah: Supaya Ibadahnya Full!
Menikah Dalam Islam: 4 Kriteria Penting Yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Pasangan oleh Ustadz Adi Hidayat
5 Keutamaan Bulan Syaban yang Sangat Diistimewakan Nabi Muhammad
Ingin Rezeki Mengalir Begitu Deras Sampai Tidak Terbendung? Ustadz Adi Hidayat: Kerja Keras Bukan Prioritas