Kamu Pribadi yang Introvert dan Suka Ngambekan? Ada Batas Ngambek Dalam Islam! Dosa Lho Kalau Kelamaan

photo author
- Selasa, 28 Februari 2023 | 13:52 WIB
Kamu Pribadi yang Introvert dan Suka Ngambekan? Ada Batas Ngambek Dalam Islam! (Hello Sehat)
Kamu Pribadi yang Introvert dan Suka Ngambekan? Ada Batas Ngambek Dalam Islam! (Hello Sehat)

MANADONESIA.COM - Batas ngambek dalam Islam diatur agar orang tidak terlalu lama memendam permusuhan dengan orang lain.

Tidak ada tujuan lain daripada hanya menjaga kerukunan dan keguyuban antar sesama.

Dalam berteman dan bersosialisasi dengan orang lain, perbedaan pandangan dan pemikiran pasti ada.

Satu dua kali perselisihan juga tak bisa dihindari dan pasti dilalui. Dilansir dari laman YouTube Kajian Hidup Islam, Selasa 28 Februari 2023.

Baca Juga: Gus Baha: Depresi Sampai Ingin Bunuh Diri? Begini Solusi Menghadapi Masalah Hidup Yang Berat!

Semua itu adalah bumbu-bumbu sosial. Pernikahan, persaudaraan, pertemanan dan persahabatan tidak akan menarik dan bertambah rekat ketika tidak ada bumbu-bumbu konflik semacam itu.

Islam pun memahami kenyataan tersebut. Maka dalam Islam, manusia dipersilahkan mencari teman dan saudara sebanyak-banyaknya.

Ketika ada perbedaan dan muncul konflik, Islam juga menyarankan untuk tidak membekapnya terlalu lama.

Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW memberikan batas waktu maksimal sebanyak tiga hari bagi dua orang yang saling ngambek tidak menyapa karena ada konflik.

Baca Juga: Baik Mana, Negara Kafir Bebas Korupsi atau Negara Islam Korupsi? Ini Pendapat Gus Baha

Diriwayatkan dari Sahabat Abu Ayyub Al Anshari, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam, yang keduanya saling berpaling cuek ketika bertemu. Maka orang yang paling baik di antara keduanya adalah orang yang memulai terlebih dahulu mengucapkan salam.” [H.R. Bukhari]

Dalam hadis di atas, Nabi Muhammad memberikan waktu maksimal tiga hari bagi dua orang kawan atau kerabat yang sedang terlibat konflik.

Dengan memahami kondisi dan watak emosi serta pikiran seorang manusia, Nabi Muhammad SAW menganggap tiga hari adalah waktu yang cukup untuk memperbaiki persepsi dan saling merenungkan apa yang terjadi di antara mereka.

Perbedaan dan perselisihan adalah ujian yang harusnya menjadi sarana untuk lebih mempererat jalinan persahabatan, persaudaraan dan kekeluargaan.

Baca Juga: Sukses Menuju Ramadhan 2023, ini 2 Amalan di Bulan Syaban dari Buya Yahya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Sumber: YouTube

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X