Bolehkah Sholat Tarawih 4 Rakaat 1 Salam Saat Bulan Ramadhan? Apakah Sah Sholatnya? Begini Penjelasannya

Baca Juga: Kultum Singkat Tentang Gembira Menyambut Ramadhan 2023, Barakallah!

Sedangkan pada zaman khalifah Umar bin Khattab, sholat tarawih berjamaah di bulan Ramadhan mulai dikerjakan.

Jumlah sholat tarawih di zaman Umar bin Khattab adalah 20 rakaat, yang diriwayatkan oleh para tabi'in, salah satunya Yazid bin Rauman.

"Umar bin Khattab memerintahkan seseorang (Ubay bin Ka'ab) menjadi imam sholat tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat," dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan, oleh Ma'ruf Khozin.

Bagi yang memilih untuk mengerjakan sholat tarawih sebanyak 20 rakaat, bisa dikerjakan dengan cara 2 rakaat demi 2 rakaat.

Baca Juga: RAMADHAN 2023: Islam dan Non Muslim Wajib Puasa Kata dr. Zaidul Akbar, Pasti Bahagia, Ternyata Ini Alasannya

"Di antara sholat sunnah rawatib adalah qiyam Ramadhan, jumlah rakaatnya 20 rakaat dengan 10 kali salam," dikutip dari kitab Al Majmu Syarah al-Muhadzdzab, oleh Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi.

"Waktu sholat tarawih masuk seiring berakhirnya sholat Isya seperti yang dikemukakan Al Baghawi dan lainnya, Waktu tarawih tetap ada hingga terbit fajar, dan dilakukan 2 rakaat 2 rakaat seperti biasa. Tidak sah bila dilakukan 4 rakaat demi 4 rakaat dengan 1 salam," (Imam Nawawi).

Mengerjakan sholat tarawih hendaknya dikembalikan pada formasi atau rakaat yang diyakini.

Jika seorang muslim sudah memilih 20 rakaat tarawih ditambah dengan witir 3 rakaat, maka kerjakan dengan 2 rakaat demi 2 rakaat hingga selesai.

Kemudian, ditutup dengan witir 3 rakaat.

Lalu, bagaimana dengan formasi 4 rakaat demi 4 rakaat dalam sholat tarawih itu?

Baca Juga: Rekomendasi Parfum Untuk Pria dengan Aroma Terbaik, Cocok Untuk Sholat Tarwih di Bulan Ramadhan 2023

Salah satu ulama dari kalangan mazhab Syafi'i, Qadli Husain, ia mengatakan pelaksaanan sholat tarawih 4 rakaat dengan sekali salam itu tidaklah sah.

Alasan lebih mengikuti pendapat tersebut karena 4 rakaat demi 4 rakaat dirasa bertentangan dengan ketentuan yang sudah disyariatkan (khilaf al-masyru').