Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya secara mu’allaq (tanpa sanad).
Dikeluarkan pula oleh Ibnu Khuzaimah, 1:73 dengan sanad lebih lengkap. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.
Penulis Tuhfatul Ahwadzi mengatakan, “Hadits-hadits yang semakna dengan di atas yang membicarakan keutamaan bersiwak adalah hadits mutlak yang menunjukkan bahwa siwak dibolehkan setiap saat. Inilah pendapat yang lebih tepat.” Tuhfatul Ahwadzi, 3:345.
3. Berkumur-Kumur Dan Memasukkan Air Ke Dalam Hidung Asalkan Tidak Berlebihan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَبَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمً
“Bersungguh-sungguhlah dalam beri-stinsyaq (memasukkan air dalam hidung) kecuali jika engkau berpuasa.”54
Ibnu Taimiyyah menjelaskan, “Adapun berkumur-kumur dan ber-istinsyaq (memasukkan air dalam hidung) dibolehkan bagi orang yang berpuasa dan hal ini disepakati oleh para ulama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat juga berkumur-kumur dan ber-istinsyaq ketika berpuasa. ... Akan tetapi, dilarang untuk berlebih-lebihan ketika itu.” Majmu’ Al-Fatawa, 25:266.
4. Bercumbu Dan Mencium Istri Selama Aman Dari Keluarnya Mani
Dari Jabir bin ‘Abdillah, dari ‘Umar bin Al Khatthab; beliau berkata :
هَشَشْتُ يَوْما فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَأَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْراً عَظِيماً قَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَرَأَيْتَ لَوْ تَمَضْمَضْتَ بِمَاءٍ وَأَنْتَ صَائِمٌ ». قُلْتُ لاَ بَأْسَ بِذَلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَفِيمَ »
“Pada suatu hari aku rindu dan hasratku muncul kemudian aku mencium istriku padahal aku sedang berpuasa, maka aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan aku berkata, ‘Hari ini aku melakukan suatu kesalahan besar, aku telah mencium istriku padahal aku sedang berpuasa.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Bagaimana pendapatmu jika kamu berpuasa kemudian berkumur-kumur?’ Aku menjawab, ‘Seperti itu tidak mengapa.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Lalu apa masalahnya?’” HR. Ahmad, 1:21. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.
5. Bekam Dan Donor Darah, Selama Tidak Membuat Lemas
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dalam keadaan berihram dan berpuasa.57
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ditanya, “Apakah kalian tidak menyukai berbekam bagi orang yang berpuasa?” Beliau berkata, “Tidak, kecuali jika bisa menyebabkan lemah.”58