Baca Juga: Pentingnya Menghafal dan Memahami Al Quran, Berikut Penjelasannya dalam Kultum Ramadhan 2023
Sudah pasti, kita harus memulainya dengan berniat bismillahirrahmanirrahin dan setelah itu barulah kita memulainya dengan menulis draf tulisan.
Apakah niat itu baru kita lakukan sesaat sebelum kita melaksanakan kegiatan menulis itu.
Penceramah judul ini di Masjid Baitut Tholibin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyebut niat ini sebagai input atau masukan dari suatu proses.
Dengan demikian, termasuk niat yang kuat ini haruslah dimulai dari tahap persiapan (preparation) jangka panjang untuk memulai suatu pekerjaan.
Kedua, selain ada niat tersebut, sukses ibadah tentu saja ibadah dalam semua bentuk ibadah mempunyai syarat kedua berupa syariat.
Kegiatan ibadah apa pun yang akan kita lakukan memerlukan proses yang benar.
Kegiatan shalat, sebagai contoh, tentu harus mengikuti syariat yang telah dicontohkan oleh Baginda Nabi yang kita teladani.
Dapatkan kita shalat yang tidak mengikuti syariat Nabi? Bisa, tetapi sudah barang tentu tidak akan dapat menjadi ibadah yang sukses.
Demikian pula shalat. Harus dilaksanakan dengan syariat yang sesuai dengan tuntunan Nabi. Kata Baginda Nabi shalatlah kalian sebagaimana aku shalat.
Dengan demikian, maka proses untuk melaksanakan ibadah harus berpedoman dengan petunjuk atau panduan yang benar, agar kegiatan ibadah itu dilaksanakan dengan proses yang benar.
Hal inilah yang dijelaskan oleh seorang ustadz di Masjid Baitut Tholibin Kemendikbud pada tanggal 3 Juli 2014 disebut sebagai process dalam suatu sistem.
Ada niat yang benar, tetapi tidak dilaksanakan dengan benar, maka tidak akan terjadi ibadah yang sukses.
Ketiga, jika proses ibadah itu dapat disebut sebagai syariat, maka hasilnya atau out put-nya atau hasilnya adalah al-ikhsan, yakni perbuatan baik yang dapat kita capai dalam kehidupan.
Apa itu al-ikhsan atau hasil yang kita peroleh dalam melaksanakan ibadah? Ada dua macam.