"Berbuka memasuki bulan baru yang menandakan bahwa puasa telah usai," ucap Ustadz Adi Hidayat.
"Dan dalam konteks itu, kadang-kadang ada orang yang tidak mendatangkan makanan sehingga mereka tidak bisa menunjukkan buka puasanya, yang seperti orang lain bisa tunjukkan dengan makan," ucap Ustadz Adi Hidayat.
"Karena itu sunnah sebelum kita berangkat sholat Ied di hari pertama bulan Syawal itu sunnahnya makan dulu," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Setelah sholat Subuh batalkan dulu menunjukkan puasa telah usai dalam bahasa Arab makanan yang pertama dimakan itu adalah disebut dengan fitrun, uftor," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Makanya kata Ustadz Adi Hidayat hari itu disebut dengan Idul Fitri, kembali kita makan lagi setelah sebenarnya puasa.
"Untuk menunjukkan puasa telah selesai maka kita makan," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Nah di saat kita makan, ada orang-orang yang nggak bisa makan, makanya kita berikan menjelang dekat ke waktu Idul Fitrinya," jelas Ustadz Adi Hidayat.
"Misalnya malamnya atau dua hari sebelumnya di mana kalau di hadits Nabi yang paling afdol adalah setelah sholat Subuh sebelum sholat Ied," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Tapi harus di ingat bahwa Nabi berikan itu kurma dan kurmanya udah jadi, langsung di makan," kata Ustadz Adi Hidayat.
Jadi kata Ustadz Adi Hidayat, pola berfikirnya pun meski diperbaiki di situ.
Baca Juga: Ingin Ngejar Akhirat? Maka Belanjakanlah Seluruh Harta Yang Allah Titipkan
Singkatnya kata Ustadz Adi Hidayat, boleh-boleh saja, sah-sah saja dan di situ membahagiakan orang tua kita juga nggak ada masalah, terima aja.
"Ya terimakasih kepada orang tua, semoga berkah dan kita supportkan apa yang lebih dari kita dari kita, kita bisa gunakan untuk orang lain," ucap Ustadz Adi Hidayat.
"Bisa juga suport kepada asisten rumah tangga atau keluarga yang lain, supaya dia juga bisa menunaikan zakat fitrah-nya," tutup Ustadz Adi Hidayat.