MANADONESIA.COM – Tak bisa dipungkiri bahwa menjelang datangnya bulan Ramadhan, umat manusia secara mendadak berubah.
Keinginan untuk taubat dan memperbaiki diri kerap dilakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Tidak terkecuali pada Ramadhan 2023 nanti, setiap umat Muslim seolah memasuki pintu taubat secara massal, dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada hakikatnya, taubat adalah perasaan hati seseorang, yang menyesali setiap perbuatan maksiat yang pernah dia lakukan.
Dari segi bahasa, taubat berasal dari kata “tawaba” (تَوَبَ), yang memiliki makna kembali dari dosanya, atau berpaling dan menarik diri dari keburukan.
Adapun secara syar’I, taubat berarti meninggalkan setiap perbuatan dosa, karena rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seorang yang bertaubat akan menganggap perbuatan maksiat itu buruk, menyesalinya, memupuk tekad tidak akan mengulangi, dan mulai memperbaiki apa saja yang bisa dia perbaiki dari amal yang diperbuat.
Taubat berarti penyerahan diri seutuhnya seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla, inabah (kembali) kepada-Nya, dan berusaha istiqomah dalam ketaatan kepada Rabb-nya.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Ini Alasan Allah SWT Tunda Rezeki dan Nikmat Dunia Untuk Kita, Jangan Putus Asa!
Seorang dianggap bertaubat ketika dirinya tidak hanya kembali kepada Allah, namun juga bisa membebaskan diri dari belenggu yang menjerat untuk terus melakukan keburukan.
Selain itu, mereka yang telah bertaubat akan menanamkan hal tersebut dalam hatinya, diikuti dengan ucapan pada lisan, dan senantiasa mengingat janji Allah bagi mereka yang taat, dan siksaan untuk mereka yang lalai.
Jadi, sekedar meninggalkan perbuatan maksiat tanpa ada perubahan dalam pelaksanaan amalan yang dicintai Allah, belum dapat dikategorikan sebagai taubat.
Lantas bagaimana jika seseorang pernah salah dalam mengambil jalan hidupnya, namun telah bertaubat, apa yang harus dilakukan agar bisa kembali mendapat rahmat dari Allah?