khazanah

Catat! Syarat Wajib Puasa Ramadhan menurut Ulama Abdul Wahhab Khallaf

Kamis, 26 Januari 2023 | 12:48 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan (Pixabay/mohamed_hassan)

MANADONESIA.COM - Puasa Ramadhan 1444 H tidak lama lagi akan segera umat Islam sambut dengan hati riang gembira.

Kewajiban puasa Ramadhan sudah dijelaskan dengan gamblang dalam Al-Quran. “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)

Sebelum memasuki bulan Ramadhan 2023 marilah kita mengingat kembali tentang syarat wajib puasa.

Baca Juga: Ramadhan 1444 H Sebentar Lagi, Begini Cara Wudhu Sesuai Sunnah Rasulullah Ungkap Ustadz Adi Hidayat

Syarat wajib puasa dipaparkan oleh Abdul Wahhab Khallaf dalam bukunya Fikih Empat Mazhab.

Abdul Wahhab Khallaf sendiri adalah seorang ulama muslim yang terkenal dari Mesir. Beliau lahir pada tahun 1888 di daerah Kafr el-Zayyat dan meninggal pada tahun 1956.

Karya Abdul Wahhab Khallaf sudah mendunia dan salah satunya adalah buku Fikih Empat Mazhab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Dalam Fikih Empat Mazhab, Abdul Wahhab Khallaf menjelaskan tentang syarat-syarat wajib puasa berdasarkan empat mahzab.

Baca Juga: Dahsyat! Amalkan 2 Rahasia Allah ini Hanya 15 Atau 20 Menit, Doa Anda Cepat Terkabul Kata Ustadz Adi Hidayat

Jika ditilik dari Mahzab Syafi’i yang sebagian besar dipakai masyarakat Indonesia, maka ada empat syarat wajib puasa Ramadhan.

1. Islam, meski seseorang sudah pernah masuk Islam sebelumnya. Untuk itu, puasa tidak wajib bagi orang kafir asli sebagai tuntutan, meski ia dihukum di akhirat karena tidak berpuasa. Dan puasa wajib bagi orang murtad sebagai tuntutan setelah ia masuk Islam.

2. Baligh. Untuk itu, puasa tidak wajib bagi anak-anak. Hanya saja anak-anak diperintahkan untuk berpuasa saat menginjak usia tujuh tahun jika memang mampu, dan ia dipukul jika tidak berpuasa saat sudah menginjak sepuluh tahun.

Baca Juga: Bolehkah Suami Istri Bersenggama di Bulan Puasa Ramadhan 1444 H Nanti? Buya Yahya: Siapa Bilang Tidak Bisa

3. Berakal. Untuk itu, puasa tidak wajib bagi orang gila. Kecuali jika hilangnya akal disebabkan karena kesengajaan. Saat itu, ia wajib meng-qadha puasa setelah sadar.

Seperti itu juga orang mabuk, jika ia mabuk karena kesengajaan, sehingga ia wajib meng-qadha puasa. Jika ia mabuk bukan karena kesengajaan-misalkan ia minum dari suatu wadah yang dikiranya air tapi ternyata khamr lalu ia mabuk karena meminuknya, maka ia tidak dituntut untuk meng-qadha puasa yang tertinggal selama ia mabuk.

Halaman:

Tags

Terkini