khazanah

Sudah Siap Menikah di Bulan Ramadhan tapi Orang Tua Calon Minta Mahar Mahal? Ini Cara Buya Yahya Menyikapinya

Senin, 30 Januari 2023 | 15:06 WIB
Ketika Sudah Siap Menikah di Bulan Ramadhan tapi Orang Tua Calon Justru Minta Mahar Mahal? Ikuti Cara Buya Yahya Ini untuk Menyikapinya (Instagram: Instagram@busu.sani))

“Ini yang banyak terjadi. Sebetulnya bukan dia mau menolak, cuma anak ini langsung maksa bener,” kata Buya Yahya.

Cara inilah yang justru membuat sikap orang tua kepada pria yang datang untuk melamar menjadi berbeda, bahkan nekat mematok mahar yang mahal.

Baca Juga: Ngeri! Inilah Hukum Meninggalkan Puasa di Bulan Ramadhan, Ustadz Khalid Basalamah: Lebih Parah dari Pezinah

Bukan semata-mata karena mereka ingin menjual anaknya, namun lebih kepada keinginan mereka agar sang anak juga bisa menghargai mereka sebagai orang tua.

Maka kata Buya Yahya, lakukanlah dengan cara yang benar, dan sodorkan atau kenalkanlah calon suami atau istri secara baik-baik kepada orang tua.

Sebab keinginan untuk menikah akibat kecenderungan perasaan, justru akan mudah jalan yang ditempuh.

Kecenderungan perasaan seperti apa yang dimaksud?

“Misalnya saja Anda melihat seorang laki-laki, dia baik, shaleh dan seterusnya. Anda sodorkan pada orang tua. Kalau masih dalam tahapan ini, mudah bagi Anda. Tapi yang repot adalah Anda sudah kena panah asmara, jatuh cinta. Cerita ke orang tua pun jadi bual, siapapun itu,” terang Buya Yahya.

Cara-cara inilah yang menurut Buya Yahya sangat berbahaya, berbohong atau membual tentang calon yang kita miliki, hanya agar mendapat restu dari orang tua.

Bahkan beberapa orang ada yang sampai mengancam jika tidak akan menikah, kalau tidak dengan pilihannya itu.

“Kadang-kadang mendahulukan omongan ini dengan orang tua. Ini yang sering terjadi di anak-anak muda, kalau sudah punya pilihan, memastikan harus dia pasangannya, sehingga orang tua pun rela ditinggalkan, orang tua rela dilawan,” tutur Buya Yahya.

Yang demikian itu, justru termasuk dalam cinta yang haram, karena tak hanya memaksakan kehendak, namun rela mengabaikan orang tua hanya demi pasangan.

Adapun terkait dengan orang tua yang senang dengan hal-hal mewah dalam pernikahan anaknya, kata Buya Yahya, akan membutuhkan waktu lama menyadarkannya.

“Proses menyadarkannya juga (dari) anak itu sendiri. Bukan membahas pernikahan di saat dia datang. Itulah yang menjadikan orang tua emosi. Jadi sebelum ada calon, sudah diskusi dengan orang tua,” beber Buya Yahya.

Maka dari itu, komunikasi antara anak dengan orang tua adalah penting untuk dilakukan, agar ada keterbukaan tentang apa yang ingin dan tidak kita inginkan.

Halaman:

Tags

Terkini