Pasca Viral Petani Keluhkan Sulit Jual Gabah ke BULOG, Menteri Amran Bongkar Ada Celah Mafia

photo author
- Senin, 21 April 2025 | 14:47 WIB
Pengamat Pertanian AEPI, Khudori (kiri) dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman (kanan). (YouTube.com / Q&A METRO TV)
Pengamat Pertanian AEPI, Khudori (kiri) dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman (kanan). (YouTube.com / Q&A METRO TV)

Manadonesia.com - Sedang hangat diperbincangkan terkait keluhan para petani di Kalimantan Selatan (Kalsel), terkait harga gabah yang merupakan hasil taninya sulit dijual ke Badan Urusan Logistik (BULOG).

Sebelumnya diketahui, para petani di Kalsel mengeluhkan harga penjualan gabahnya hanya Rp5.000 per kilogram (kg), jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp6.500 per kg.

Terkini, hal tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Pengamat Pertanian AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori.

Baca Juga: Tepis Skandal Kekerasan, Pendiri OCI Taman Safari Beberkan Foto Butet yang Semringah Semasa Jadi Pemain Sirkus

Saat momen perbincangan langsung dengan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman, Khudori menyebut para petani setempat bahkan kesulitan berhubungan dengan BULOG.

"Tanggal 18 Maret 2025 kemarin, Bapak (Amran) ke Tanah Laut, ke Kalsel (Kalimantan Selatan)?" tanya Khudori ke Amran sebagaimana dilansir dari program televisi Q&A METRO TV, pada Senin, 21 April 2025.

"Dan menemukan ada keluhan dari petani yang kesulitan untuk berhubungan dengan BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk menjual gabahnya ke BULOG," sambungnya.

Baca Juga: Anggota DPR Minta Nathalie Holscher Bikin Konten Promosi Sidrap Usai Viralnya Video Saweran: Dengan Senang Hati tapi Ini Masalah Berbeda

Pengamat Pertanian itu kemudian menyoroti Amran yang mengurus BULOG, padahal menurutnya hal itu bukan urusan pihak Kementerian Pertanian.

"Nah, pertanyaan publik, Pak, BULOG itu bukan otoritasnya menteri pertanian, urusan pasar juga bukan urusan Kementerian Pertanian. Bisa dijelaskan?" tutur Khudori.

Menjawab hal itu, Amran mengklaim pihaknya mendengar langsung perintah Presiden RI, Prabowo Subianto terkait sistem kolaborasi di pemerintahannya.

"Visi presiden kita (Prabowo), kita dibawa kolaborasi. Sukses tidak bisa sendirian, harus kolaborasi semua pihak," terangnya.

Di sisi lain, Amran mengklaim produksi beras dan stoknya yang tinggi membuat celah tersendiri yang kerap dimanfaatkan oknum mafia pertanian.

Oleh sebab itu, Mentan RI itu menjelaskan pihaknya ingin memberantas oknum mafia tersebut.

"Beras produksi tinggi, naik 52 persen. itu bukan kata saya, kata BPS (Badan Pusat Statistik). Stoknya, hari ini 2,2 juta ton. Ini mungkin tertinggi," sebut Amran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X