Peluncuran Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditargetkan Oktober-November, Fadli Zon Pastikan Tanpa Intervensi

photo author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 12:53 WIB
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menyebut bahwa peluncuran hasil penulisan sejarah Indonesia ditargetkan pada Oktober atau November 2025. (Instagram/fadlizon)
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menyebut bahwa peluncuran hasil penulisan sejarah Indonesia ditargetkan pada Oktober atau November 2025. (Instagram/fadlizon)

Manadonesia.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan, peluncuran hasil penulisan ulang sejarah Indonesia ditargetkan berlangsung pada Oktober atau November 2025.

Jadwal tersebut bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan dan rangkaian peringatan 80 tahun Indonesia merdeka.

"Tahun ini, mudah-mudahan kita harapkan pada bulan Oktober atau November hari pahlawan itu," ujar Fadli Zon kepada wartawan di Jakarta, Minggu 10 Agustus 2025.

Baca Juga: Diduga Cemari Lingkungan dengan Limbah Cair, 4 Hotel di Puncak Kena Segel Kementerian Lingkungan Hidup

"Tapi memang dalam rangka rangkaian 80 tahun Indonesia merdeka," imbunya.

Fadli menjelaskan, sebelum peluncuran resmi, masih ada sejumlah tahapan yang harus dilalui, termasuk proses reading dan penyempurnaan melalui seminar.

"Ada uji publik lalu sekarang ini sedang kita lakukan reading, mungkin ada dua sampai tiga kali lagi seminar untuk menjadikan buku ini semakin sempurna," ujarnya.

Uji publik tersebut sebelumnya telah dilaksanakan di empat perguruan tinggi dan bersifat terbuka.

Fadli menyebut, masukan yang diterima cukup beragam dan bermanfaat untuk memperkaya isi buku.

"Cukup banyak masukan yang menarik dan saya kira ini yang kita harapkan memang," tuturnya.

Penulisan ulang sejarah ini juga disebutkan telah melibatkan 112 sejarawan yang mencakup periode pemerintahan Presiden pertama, Sukarno, sampai Presiden ke-7, Joko Widodo.

Fadli juga menyebut bahwa penulisan ulang sejarah ini terdiri dari 10 jilid buku dengan total tebal 5.500 halaman.

Ia juga menekankan bahwa tidak ada intervensi dalam proses penulisan ulang sejarah ini.

"Kemenbud menyerahkan sepenuhnya kepada sejarawan," pungkasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X