Manadonesia.com - Eks Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Tom Lembong ikut menanggapi terkait peristiwa aksi demonstrasi besar yang terjadi pada akhir Agustus 2025 lalu.
Nama Tom Lembong sendiri sempat menarik perhatian publik usai mendapatkan abolisi dari Presiden RI, Prabowo Subianto sehingga dirinya bebas dari penjara dalam kasus impor gula pada 5 Agustus 2025 lalu.
Terkait peristiwa huru-hara aksi demonstrasi yang baru-baru ini dialami Indonesia, Tom Lembong menyebut hal itu salah satunya disebabkan karena RI tengah mengalami siklus penurunan atau down cycle.
"Semua peristiwa itu ada siklusnya, ada naik dan turunnya. Mungkin kita sekarang lagi ada di down cycle. Menurut saya ini lagi turun, secara ekonomi, politik, dan sosial," ungkap Tom Lembong dalam siniar YouTube Raymond Chin yang dipublikasikan pada Jumat, 12 September 2025.
Di sisi lain, Eks Mendag RI itu menilai penurunan siklus yang dialami bangsa Indonesia juga dialami oleh negara-negaranya.
Nepal, lanjut Tom Lembong, menjadi salah satu negara yang mengalami penurunan siklus serupa sehingga mencuatkan kasus aksi demonstrasi yang dimotori para generasi muda di sana.
"Dan kita bukan satu-satunya negara yang mengalami down cycle tersebut," ucap Tom Lembong.
"Kita pun lihat berita, seperti di Nepal pun tiba-tiba banyak demo. Dan isunya sama seperti kita, isunya korupsi, tidak becusnya pejabat, dan sebagainya," imbuhnya.
Tom Lembong juga menyebut aksi demonstrasi lainnya di Filipina, yang dinilai terinspirasi dengan gerakan para generasi muda yang menuntut perbaikan sistem pemerintahan di Tanah Air.
"Filipina juga baru mulai demo, katanya juga terinspirasi oleh idealisme warga muda di Indonesia. Tentang kasus yang terjadi di Indonesia," sebutnya.
Terkait down cycle, Tom Lembong lantas menjelaskan situasi ekonomi global masa kini sedang tidak baik-baik saja.
Menurutnya, salah satu penyebab ketidakpastian ekonomi global disebabkan karena kebijakan tarif balasan atau resiprokal yang kini tengah dijalankan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Seperti misalnya, persaingan (ekonomi) antara Amerika dengan Tiongkok, perang dagang yang diinisiasi oleh Washington (AS) karena kembali menjabatnya Presiden Trump," terang Tom Lembong.
"Jadi jelas, ini lagi masa-masa yang menantang, sulit. Terjadi dalam kondisi global, yang juga sangat ruwet," tukasnya.***
Artikel Terkait
4 Panduan Merawat Aki Mobil Agar Lebih Awet dan Tidak Mudah Soak
Bulog Pastikan Harga Beras SPHP Tak Naik, Tetap Rp12.500 per Kg
PMI Manufaktur RI Tembus Ekspansi, Menperin Tekankan Pentingnya Stabilitas Nasional
Rumah Lukaku Indonesia Gandeng Kodam XIII/Merdeka, Gelar Baksos Kesehatan Gratis di Kotamobagu
Ihwal 17 Plus 8 Tuntutan, Menteri Bahlil Sebut Respons Terukur Jadi Kunci Jawab Aspirasi Rakyat
JP Morgan Prediksi Pasar Saham RI Bangkit di Semester II 2025, Konsumsi Domestik Jadi Motor Utama
Pakar Keuangan: Generasi Milenial Lebih Sadar Tabungan Darurat Sejak Krisis Ekonomi di 2008
Kulit Berminyak Masih Bisa Pakai Compact Powder, Ini Tips Memilih dan Rekomendasinya!
Menilik Survei Penggunaan AI untuk Liburan: 28 Persen Bantu Travel Planning dan 96 Persen Puas dengan Hasil Rekomendasinya
Ingar Dugaan RDN BCA Jebol Rp70 M, Pernah Terjadi Kasus Serupa saat Rekening Nasabah Tetiba Raib Kendati di Area Tanpa Sinyal