nasional

Beda Syarikah Bisa Membuat Calon Haji Indonesia Terpisah dari Rombongan dan Keluarga, Petugas Sarankan Jemaah Punya Tanda Khusus

Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:40 WIB
Foto ilustrasi beribadah haji di Masjidil Haram. (Unsplash/iuz_official)

Manadonesia.com - Gelombang dua jemaah calon haji dari Indonesia mulai tiba melalui Bandara King Abdul Aziz International (KIAA) Jeddah pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Kedatangan di Bandara Jeddah ini akan memiliki perbedaan dengan kedatangan melalui Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah.

Pasalnya, jemaah calon haji yang turun di Jeddah akan langsung dipisah menurut syarikah masing-masing.

Baca Juga: US$20 Miliar Melayang, Asuransi Asia Hadapi Keterbatasan Pembayaran Klaim di Tengah Kerugian Ekonomi 2024

Karena pelayanan mulai diurus oleh Syarikah, maka kemungkinan ada jemaah calon haji yang akan terpisah dari rombongan, baik itu dari satu kelompok terbang (kloter) maupun dari keluarganya sendiri.

Syarikah adalah kerja sama jemaah dengan perusahaan yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk memberikan pelayanan penunjang selama ibadah berlangsung.

Layanan penunjang di antara adalah memenuhi kebutuhan logistik, kesehatan, akomodasi, dan lain-lain.

Calon jemaah haji Indonesia biasanya dilayani oleh syarikah Mashariq, tapi kini ada 7 syarikah lain yang ikut dalam pelayanan ini.

Delapan syarikah yang melayani jemaah haji Indonesia tahun 2025 adalah Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad di mana masing-masing akan melayani antara 11 ribu hingga 36 ribu jemaah.

“Potensi berpisah dengan keluarga memang itu satu hal yang tidak bisa dihindarkan, tapi kita akan mencoba melobi ke Kementerian Haji di Bandara Jeddah kalau memang memungkinkan untuk bisa digabungkan,” kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara PPIH Arab Saudi, Abdul Basir kepada media pada Jumat malam, 16 Mei 2025 waktu Arab Saudi.

“Tapi kalau memang tidak bisa, toh itu hanya berpisah dalam waktu yang tidak lama, nanti Daker Makkah yang akan mengurus penggabungan mereka kembali,” jelasnya.

Untuk menangani permasalahan tersebut, Basir berharap PPIH Embarkasi dari Indonesia sudah memberikan tanda khusus kepada para jemaah.

“Ini memudahkan kami memisahkan mereka ketika kita mengidentifikasi tanda-tanda yang ada di pakaian maupun di tangan mereka, termasuk penggunaan tanda warna di koper mereka, itu akan kita berikan kepada jemaah,” ujarnya.

Dengan tanda tersebut, Daker Makkah akan lebih mudah saat proses memisahkan koper-koper jemaah dari Syarikah.
***

Tags

Terkini