Manadonesia.com - Sejumlah wilayah di Provinsi Aceh porak-poranda usai diterjang bencana banjir bandang, hingga hari ini, Senin, 1 Desember 2025.
Kondisi mencekam itu digambarkan langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem saat kegiatan Apel Tim Recovery Bencana yang digelar di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, pada Minggu, 30 November 2025.
Mualem menuturkan, bencana banjir hingga longsor yang menerjang sejumlah permukiman warga itu ibarat tsunami kedua di Aceh setelah sebelumnya pernah terjadi pada 2004 silam.
Baca Juga: BNPB Soroti Tata Ruang hingga Mitigasi Bencana, Minta Pemda Tak Melulu Salahkan Curah Hujan
Gubernur Aceh itu menyebut, terdapat 4 kampung yang kini hilang tersapu banjir bandang, yakni di daerah Sawang, Jambo Aye di Aceh Utara, hingga Peusangan di Bireuen.
"Malam itu, 4 kampung hilang entah ke mana, jadi Aceh sekarang seperti tsunami kedua," ungkap Mualem.
18 Titik di Aceh Dilanda Banjir-Longsor
Dalam kesempatan yang sama, Mualem memastikan penanganan bencana di 18 titik kabupaten atau kota Aceh, dilakukan secara cepat dan tanpa jeda.
Gubernur Aceh itu menyebut, percepatan pembukaan akses darat menjadi prioritas utama untuk memastikan logistik segera menjangkau masyarakat, terutama di desa-desa yang terisolasi.
"Tugas kita adalah melayani mereka yang terdampak," terang Mualem.
"Tidak boleh ada jeda kemanusiaan di lapangan," tegasnya.
Pembangunan Jembatan Bailey Dikebut
Berdasarkan situasi terkini setelah bencana banjir bandang di Aceh, pada Senin, 1 Desember 2025, sejumlah bantuan logistik dan perlengkapan dikabarkan telah mulai masuk ke daerah yang terisolir.
Sejumlah daerah yang sebelumnya sulit diakses tim penyelamat, yakni di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.
Di sisi lain, skala bantuan masih tergolong minim, karena akses menuju daerah terisolir saat ini hanya dapat dilalui dari jalur udara, karena jalan darat masih banyak yang terputus.