Karena sebanyak 700 undangan telah disebarkan kepada teman dan juga kerabat dekat mereka.
Tadinya, Daus sempat berpikir untuk menunda jalannya resepsi pernikahan tersebut.
Terutama setelah melihat kondisi tempatnya tinggal tidak lagi memadai, untuk dijadikan lokasi resepsi pernikahan.
Namun sehari setelah kebakaran terjadi, tepatnya pada malam hari Sabtu, Daus dan para tetangga yang lain justru turun bergotong-royong mendirikan tenda.
Meski harus melangsungkan pernikahan di tengah puing-puing bekas kebakaran, acara pernikahan itu ternyata dapat berlangsung dengan penuh khidmat.
Tamu yang datang menghadiri resepsi tersebut juga dapat dikatakan tak sedikit.
Seolah-olah kehadiran mereka itu karena ingin mengecap sedikit saja kebahagiaan, setelah duka mendalam yang dirasakan.
Walau terkesan janggal, namun pernikahan yang dilangsungkan tepat di antara reruntuhan bekas kebakaran Depo Pertamina Plumpang tersebut, justru menjadi momen bahagia yang dapat mengurangi duka.***