Meskipun masih dapat digunakan untuk menyimpan perlengkapan berkendara seperti masker, kacamata, kaos tangan, sendal, dan lainnya, namun bagi mereka yang sering membawa barang bawaan lebih banyak, kekurangan ini mungkin dirasa cukup signifikan.
Sebuah perbaikan pada desain bagasi dapat meningkatkan daya tarik motor ini di kalangan konsumen.
Yamaha MX King 150 masih mengadopsi transmisi manual 5 percepatan, sedangkan pesaing-pesaingnya telah menggunakan transmisi 6 percepatan.
Hal ini mengakibatkan akselerasi motor ini terasa kurang cepat jika dibandingkan dengan kompetitornya.
Dengan pasar yang terus berkembang, memperbarui transmisi menjadi hal yang krusial untuk tetap bersaing dan memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan performa lebih baik.
Meskipun Yamaha MX King 150 telah menjadi pilihan di pasar Indonesia, tampaknya versi terbarunya telah meluncur di negara-negara lain dengan nama Yamaha Exciter dan Sniper 155 VVA.
Model ini menampilkan perubahan total pada sektor bodi, menggabungkan elemen-elemen desain dari R15 VVA dan Aerox 155 terbaru.
Yang lebih menarik, dapur pacu motor ini didukung oleh mesin 155 cc SOHC 4 katup dengan Variable Valve Actuation (VVA) dan berpendingin cairan.
Meski demikian, konsumen Indonesia masih harus bersabar, karena versi terbaru ini belum tersedia di pasar lokal.
Pertanyaannya adalah, sampai kapan kita akan terus mendapatkan versi lama dari Yamaha MX King 150?
Apakah Yamaha sedang menunggu pasar motor bebek Indonesia untuk bangkit sebelum merilis model terbaru?
Dalam ulasan ini, kita telah membahas sejumlah kelemahan dari Yamaha MX King 150, mulai dari tangki bahan bakar yang kecil, penggunaan mesin SOHC, hingga bagasi yang terbatas.
Meskipun model terbaru telah diluncurkan di beberapa negara dengan fitur-fitur yang lebih canggih, sayangnya, pasar Indonesia masih harus menunggu.
Sebagai konsumen yang cerdas, penting untuk mempertimbangkan kekurangan-kekurangan ini sebelum memutuskan untuk membeli Yamaha MX King 150. ***