Baca Juga: 10 Pemain Bola yang Setia Kepada 1 Klub Saja, Ditawar dengan Harga Tinggi Tim Lain Malah Menolak
Dan kemudian mereka menemukan Sopia dalam botol-botol biru dengan gambar ekor tikus.
Dulu di Minahasa, saat upacara naik rumah baru para Penari Maengket menyanyi lagu Marambak.
Yakni untuk menghormati dewa pembuat rumah, leluhur Tingkulendeng.
Tuan ruamh harus menyodorkan minuman Cap Tikus kepada Tonaas.
Tonaas yakni pemimpin upacara adat naik rumah baru.
Sambil penari menyanyi: tuasan e sopi e maka wale.
Yang artinya: tuangkan Cap Tikus, wahai tuan rumah.
Cap Tikus bahkan terkenal hingga ke kepulauan Ternate.
Dalam keterangan yang ditulis oleh seorang Ilmuwan Antonio Pigafetta sebagai berikut.
“Setelah kapal melewati Pulau Sangir dan Talaud tnggal 15 Desemebr 1521 mereka tiba di Ternate.”
“Kemudian mereka dijamu Raja dengan minuman arak yang terbuat dari air tuak yang dimasak.”
Namun perlu diketahui bahwa masyarakat Ternate tidak punya budaya Batifar sehingga kemungkinan besar minuman Cap Tikus sama halnya dengan beras yang didatangkan ke Ternate dari Minahasa.
Kadar alkohol pada Cap Tikus sendiri tergantung pada teknologi penyulingan.
Artikel Terkait
Penjelasan Ilmiah Mengapa Senyum Bisa Menular, Simak
Miss World Aishwaryarai Menikah dengan Pohon Pisang? Berikut Tradisi Pernikahan Paling Aneh di Dunia
Pasar Unik dan Ekstrim di Berbagai Dunia, Ada yang Jual Gadis Perawan!
Kisah Seorang Model Cantik yang Klimaks Dicumbu Genderuwo, Sering Tidur dengan Sosok Misterius
Aneh! Sebelum Menikah, Wanita di Daerah ini Akan Digilir Para Pria di Gubuk Cinta, Bisa Ratusan Kali Gituan