Waspada! Penipuan AI atau Kecerdasan Buatan di Zaman Sekarang: Dari Pelanggaran Data Hingga Serangan Phising

Sehingga meningkatkan kemungkinan AI dengan mereka memberikan informasi pribadi, seperti kata sandi atau nomor kartu kredit.

Deepfake adalah teknologi yang menggunakan AI untuk memanipulasi video atau audio.

Baca Juga: Wow! Kisah Inspiratif Halima Aden, Model Berhijab yang kini Trend di Amerika Serikat : Hijab Adalah Mahkotaku

Dengan AI seseorang dapat diwakili melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan atau katakan.

Penipu dapat menggunakan teknologi DeepFake untuk membuat video palsu dari tokoh terkenal, politisi, atau bahkan teman dan keluarga kita.

Konten Deepfake semacam ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, mencemarkan reputasi seseorang, atau bahkan menyebarkan propaganda yang meresahkan masyarakat.

Sistem keuangan semakin bergantung pada AI untuk mendeteksi transaksi mencurigakan dan aktivitas penipuan.

Namun, para penipu juga mengadopsi teknologi AI untuk menghindari deteksi.

Mereka dapat mengembangkan algoritma AI untuk meniru pola transaksi yang sah, sehingga sulit bagi sistem keuangan untuk mengidentifikasi aktivitas penipuan.

Selain itu, para penipu juga dapat menggunakan AI untuk menganalisis perilaku dan preferensi pengguna dalam upaya mendapatkan informasi pribadi yang berharga.

AI juga memperkuat kemampuan perlindungan dan privasi.

Perusahaan dan pemerintah dapat menggunakan teknologi AI untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengintepretasi data secara pribadi.

AI dalam hal ini dapat membuka potensi serangan data, seperti pemantauan massal dan penggunaan data pribadi untuk keuntungan komersial tanpa persetujuan.

Kemajuan AI membawa manfaat besar bagi kehidupan kita, tetapi juga menimbulkan risiko penipuan yang semakin canggih.

Penipuan AI dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari serangan phishing hingga konten deepfake.