Saat AI menjadi lebih canggih, kebanyakan orang dengan cepat mengadopsi teknologi baru.
Seperti belanja online dan mobile banking, aktivitas ini yang ingin dieksploitasi oleh penjahat dunia maya dengan senjata AI.
Di saaat AI menjadi makin canggih, para penjahat diberikan banyak cara untuk menipu kita agar percaya bahwa mereka adalah seseorang yang bukan mereka.
Dengan kemajuan AI, para penipu dapat mengembangkan algoritma cerdas yang dapat meniru perilaku manusia
AI juga dengan mudah menghindari deteksi oleh sistem keamanan yang tradisional.
Hal ini memungkinkan dengan AI, mereka bisa menyusup ke dalam sistem yang seharusnya terlindungi dengan mudah.
Penipuan AI dapat berbentuk penipuan melalui email, media sosial, atau bahkan percakapan kita.
Salah satu contohnya adalah AI bisa melakukan penipuan melalui telepon.
Di mana AI mampu meniru suara seseorang yang dikenal, seperti anggota keluarga atau rekan kerja.
Hal ini digunakan penjahat dengan bantuan AI untuk meminta informasi pribadi atau bahkan transfer dana.
Serangan phishing merupakan salah satu bentuk penipuan AI yang paling umum.
Pelaku penipuan menggunakan AI untuk membuat email atau pesan yang terlihat autentik.
AI dapat meniru gaya dan konten dari pengirim yang sah, seperti bank atau perusahaan terkemuka.
Teknik AI ini membuat para korban sulit membedakan antara email palsu dan asli.