Ikut Aksi Global March to Gaza, Zaskia Adya Mecca Ungkap Pengalaman Mencekam dan Sempat Dikepung Aparat Mesir

photo author
- Senin, 16 Juni 2025 | 19:59 WIB
Zaskia Adya Mecca membagikan pengalaman ketika mengikuti aksi Global March to Gaza. (Instagram/zaskiadyamecca)
Zaskia Adya Mecca membagikan pengalaman ketika mengikuti aksi Global March to Gaza. (Instagram/zaskiadyamecca)

Manadonesia.com - Aktris dan aktivis kemanusiaan Zaskia Adya Mecca membagikan pengalaman saat dirinya bersama sembilan warga negara Indonesia (WNI), nyaris ditahan aparat keamanan Mesir saat mengikuti aksi Global March to Gaza.

Melalui unggahan di Instagram, Zaskia mengungkapkan kronologi kejadian saat mereka terlibat dalam aksi solidaritas internasional untuk Palestina.

Karena keterlambatan pendaftaran atas nama kontingen Indonesia, mereka akhirnya bergabung secara resmi di bawah bendera kontingen Malaysia.

Baca Juga: Petarung MMA Kritik Pedas Wali Kota Pematangsiantar di Atas Ring, Sindir Ucapan Tak Ada Atlet Bisa Kaya

"Kami mendaftar sebagai peserta secara resmi, di bawah kontingen dari Malaysia karena telat daftar, jadi sudah tidak bisa tambah perwakilan utama atas nama Indonesia," ujar Zaskia dikutip Senin 16 Juni 2025.

"Sampai di hotel, vibe-nya sudah enggak enak, ada polisi yang langsung mencatat semua paspor," ungkapnya.

Zaskia mengungkapkan, panitia aksi menyampaikan bahwa seluruh peserta aksi dianggap ilegal karena kesepakatan dengan otoritas Mesir batal.

"Lalu, pagi hari keluar pernyataan panitia kalau kesepakatan tidak terjadi. Peserta long march dianggap ilegal dan polisi berhak menangkap para peserta," sambung Zaskia.

Zaskia pun mengungkapkan bahwa ada sekitar tiga mobil polisi datang dan melakukan sweeping di hotel. Empat peserta dari negara lain ditangkap.

"Situasi kami lebih sulit, seolah terkunci untuk bergerak karena sekitar 20 polisi, intel, mobil polisi bahkan mobil tahanan siap di depan bus, khusus disiapkan untuk kami ber-10," tulisnya.

Dalam upaya menghindari penahanan, mereka pindah ke hotel bintang lima dengan harapan bisa mendapatkan perlindungan protokol hotel internasional. Namun, harapan itu pupus.

"Ternyata salah, mereka tetap terang-terangan mengikuti kami. Semakin tidak nyamannya, seluruh staf Hilton dipanggil oleh polisi dan entah di-briefing apa sehingga semua siaga selama kami di sana," kata Zaskia.

"Tatapan marah juga curiga dari semua staff hotel. Seolah-olah kami semua tahanan," tambahnya.

Dalam kondisi serba tertekan, mereka pun berusaha berpura-pura menjadi turis biasa agar tidak memancing kecurigaan lebih lanjut.

"Karena kami playing tourist, jadi harus terlihat piknik sambil memastikan apakah para intel masih mengawasi kami," pungkasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X