Terlepas dari perbedaan penafsiran di atas, Gus Baha memberikan catatan bagi mereka yang mengikuti pendapat bahwa janji Allah itu belum ditunaikan.
Apabila mengikuti pendapat yang mengatakan bahwa janji Allah itu akan terus berlanjut, maka jikalau akan ditunaikan, tentu tidak harus sekarang.
Tidak harus sekarang juga khilafah ‘ala minhajin nubuwwah akan kembali tegak di bumi.
Gus Baha kembali menguatkan bahwa, ulama ahli tafsir yang menyebutkan akan meratanya ekspansi Islam itu juga bersepakat bahwa, kepemimpinan yang dijanjikan Allah itu tidak harus sekarang dan tidak harus terjadi segera.
Justru, yang menjadi masalah itu, apabila ada orang yang tergesa-gesa ingin menegakkan khilafah sekarang ini. Sebenarnya, yang inginnya harus dituruti sekarang itu justru yang bermasalah,” pungkas Gus Baha.
Untuk menguatkan penjelasannya, Gus Baha menyebutkan contoh ketika Nabi Muhammad menyampaikan sebuah janji dan mengatakan bahwa akan menguasai Syam.
Nabi mengucapkan bahwa akan membuka kota Syam, tepatnya ketika Nabi dan para sahabat sedang membuat parit sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi orang-orang kafir di perang Khandaq, atau disebut juga perang Ahzab.
Apa yang dijanjikan Allah akan terbukanya Syam itu pun belum kunjung terjadi, bahkan hingga Nabi Muhammad wafat.
Nabi yang ashdaqul qailin (sebenar-benarnya orang yang berkata) saja, tidak seketika apa yang dikatakan langsung terjadi.
Janji itu pun baru terjadi ketika masa kepemimpinan Sayyidina Umar, sekitar 16 tahun setelah Nabi wafat.
Cerita selanjutnya, ialah ketika dijanjikan akan terbukanya Konstantinopel. Hingga Rasullah wafat pun, apa yang dijanjikan Allah tidak juga terealisasikan.
Akhirnya Konstantinopel baru terbuka di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih. Lebih dari 600 tahun setelah Nabi Muhammad menyatakan akan terbukanya Konstantinopel.
Entah mengikuti pendapat ahli tafsir yang menyatakan bahwa janji Allah sudah terjadi, maupun mengikuti yang belum, perlu diingat bahwa janji Allah pasti terjadi. Entah sudah, atau belum.
Tetapi, ada yang perlu diingat oleh mereka yang terlalu memaksakan khilafah ala minhajin nubuwwah segera terjadi.
Nabi Muhammad itu pasti orang yang benar perkataannya (ash-shadiq) dan yang dibenarkan (al-mashduq), itu pun yang disampaikan tidak seketika terjadi, tutup Gus Baha.***
Artikel Terkait
Sudah Waktunya Khusyu Beribadah Kepada Allah, Ustadz Adi Hidayat: Semua Akan Wafat Pada Waktunya
Jika Hidup Masih Banyak Masalah, Coba Cek Lagi! Mungkin Akibat Durhaka Kepada Orang Tua
Puasamu Tidak Diterima Allah? Jangan-jangan Karena Hal ini, Simak Kata Buya Yahya
Wanita Harus Hati-hati! Inilah Hukum Merapikan Alis Dalam Islam, Sudah Diperingatkan Rasulullah
Sholat Dhuha Itu Cukup Sebulan Sekali! Jangan Tiap Hari, Penjelasan Gus Baha Soal Etika dalam Beribadah