GAWAT! Melakukan Hal Ini Saat Ramadhan, Pahala Hilang Sekejap dan Allah Akan Jadikan Penghuni Pertama Neraka

Namun ada beberapa pandangan yang diambil untuk menghindari dari kejahatan atau kemaksiatan yang lebih besar.

Sebagai contoh kata Ustadz Riza Muhammad, beberapa ulama mengatakan bahwa onani boleh dilakukan untuk menjauhi zina.

Daripada orang tersebut melakukan zina, maka diperbolehkan untuk melakukan pelanggaran kecil, daripada harus terjerumus ke dalam dosa besar.

“Bahkan sebagian Madzhab mengatakan onani itu wajib, untuk menghindarkan seseorang dari perbuatan-perbuatan zina dan dosa yang lebih besar,” kata Ustadz Riza Muhammad.

Akan tetapi pada dasarnya onani atau masturbasi itu tetap berdosa, karena umat manusia diwajibkan untuk menjaga kemaluannya.

Padahal Rasulullah sendiri sudah pernah mengatakan bahwa :

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya.” (HR. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400)

“Jadi orang yang melakukan onani berarti orang yang tidak bisa memelihara kemaluannya. Makanya hukumnya dosa,” jelas Ustadz Riza Muhammad.

Itulah sebabnya mengapa sangat dianjurkan kepada mereka yang telah mampu menikah, untuk menempuh jalan tersebut agar terjaga pandangan dan kemaluannya.

Adapun bagi mereka yang belum memiliki kemampuan untuk menikah namun memiliki nafsu syahwat yang besar, maka disarankan untuk berpuasa.

Wallahu a'lam bish-shawab.***