Hadist Nasai Nomor 4935
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو سُهَيْلٍ نَافِعُ بْنُ مَالِكِ بْنِ أَبِي عَامِرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ آيَةُ النِّفَاقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Telah mengkhabarkan kepada kami [Ali bin Hujr], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma’il], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Suhail Nafi’ bin Malik bin Abu ‘Amir] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu; apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari dan apabila dipercaya dia mengkhianati.” (HR. Nasai Nomor 4935)
Orang munafik bagaikan musang berbulu domba. Terlihat bagus padahal hatinya busuk. Orang munafik itu jauh lebih berbahaya dari orang yang jelas-jelas jelek sifat dan sikapnya.
Orang jelek menampakkan kejelekannya, sedangkan orang munafik itu jelek tapi menampakkan kebagusannya. Seorang munafik itu penipu.
Bukankah berbohong itu menipu. Bukankah ingkar janji itu menipu. Dan bukankah khianat atas amanah itu menipu.
Munafik itu ada dua jenis. Pertama, ada munafik sejak itikad di dalam hatinya, dari akidahnya, contohnya adalah ‘Abdullah bin Ubay.
Hatinya tidak beriman, tapi sikapnya menunjukkan keislaman. Hatinya benci kepada Islam, tapi sikapnya menampakkan kecintaan. Ini kemunafikan yang berat.
Kedua, munafik pada amal. Kita memang insyaa Allah beriman, yakin kepada Allah Swt. Tetapi pada sikap kita sehari-hari banyak perilaku munafik.
Diantaranya kebohongan-kebohongan kita, banyak janji yang kita ucapkan tanpa diiringi dengan kesungguhan untuk menepati, amanah di kantor yang lalai kita kerjakan.
Kemunafikan seperti ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman di dalam diri kita, begitupun di dalam diri orang lain.
Orang munafik itu berbeda ketika di depan dan di belakang, antara ucapan dan tindakan dengan yang di dalam hatinya.
Di depan ia mengangguk dan bermuka manis, sementara di belakang dia berghibah.
Di depan dia menyanjung, di belakang dia menghina. Orang munafik seperti ini akan terus menjadi biang masalah. Kalau di dalam rumahtangga ada kemunafikan, maka akan rentan dengan konflik.
Kalau di dalam pemerintahan sebuah negara ada kemunafikan, maka akan bangkrut dan tidak akan maju.
Kemunafikan juga akan membuat masalah tidak kunjung selesai.
Artikel Terkait
Kultum Ramadhan 2023 Tentang Membangun Sistem Keluarga Muslim
Kultum Ramadhan 2023: Hakikat dan Keutamaan Sabar dalam Menjalankan Ibadah Puasa
Kultum Ramadhan 2023: Puasa Adalah Jihad yang Harus Ditingkatkan Produktifitasnya
Kultum Ramadhan 2023: Mengoptimalkan Ibadah pada Bulan Puasa, Umat Muslim Wajib Lakukan
Kultum Ramadhan 2023: Inilah Keutamaan Gemar Bersedekah, Cocok Dibawakan Sebelum Sholat Tarawih