Teks Kultum yang Bisa Dibawakan Sebelum Berbuka Puasa Ramadhan 2023, Judul: Ikhlas Sebagai Kunci Amal

photo author
- Selasa, 21 Maret 2023 | 14:52 WIB
Kultum Ramadhan 2023 tetang ikhlas sebagai kunci amal (Freepik.com)
Kultum Ramadhan 2023 tetang ikhlas sebagai kunci amal (Freepik.com)

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An-Nisa’: 142).

Adapun yang kedua adalah riya yang terkadang menimpa orang yang beriman.

Sikap riya ini muncul dalam sebagian amal. Seseorang beramal karena Allah dan juga diniatkan untuk selain Allah. Riya seperti ini merupakan perbuatan syirik asghar.

Penyakit riya dapat menjangkiti siapa saja, bahkan seorang yang alim sekali pun.

Rasulallah berkata, “sesuatu yang aku khawatrikan menimpa kalian adalah perbuatan syirik asghar”. Ketika Rasulallah ditanya tentang maksudnya, beliau menjawab, “(contohnya) adalah riya”.

Dalam hadits lain, Rasulallah berkata, “Maukah kalian kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian dari pada (fitnah) Dajjal?” Para sahabat berkata, “Tentu saja”.

Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya”.

Rasulallah menjelaskan bahwa riya termasuk syirik khafi yang samar dan tersembunyi.

Hal ini karena riya terkait dengan niat dan ia termasuk amalan hati, yang hanya diketahui oleh Allah. Tidak ada seseorang pun yang mengetahui niat dan maksud seseorang kecuali Allah semata.

Mengingat sedemikian pentingnya menjauh dari riya agar ikhlas tetap terjaga, maka Rasulallah mengajarkan sebuah doa untuk melindungi dari syirik besar maupun syirik kecil itu.

Rasululllah berkata, “Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih samar dari pada rayapan seekor semut”.

Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara ia lebih samar dari pada rayapan seekor semut?”

Rasulallah menjawab, ‘Ucapkanlah Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima laa a’lam” (‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari. Dan aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang tidak aku ketahui).

Cobalah kita renungkan sekali lagi tentang amalan kita, sudahkah terbebas dari maksud duniawi?

Jangan sampai ibadah yang kita lakukan siang dan malam menjadi sia-sia. Jika kunci kantor tertinggal di mobil, seseorang dapat kembali mengambilnya.

Namun, jika kunci amalan kebaikan seseorang tertinggal di dunia, sementara dia telah kembali ke negeri akhirat, tak ada yang dapat mengambilkannya.

Sungguh, berlaku ikhlas memang berat sebab urusan niat ada dalam hati. Maka, tidaklah salah ketika Sofyan At-tsauri berkata, “Tidaklah aku berusaha untuk membenahi sesuatu yang lebih berat dari pada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik”.

Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai menjaga niat hingga ikhlas selalu hadir dalam segala aktivitas.

Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihii ajma’in.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Sumber: Kumpulan Kultum Ramadhan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X