2 Versi Kronologi Pendaki Tuk Menguak Fenomena Viral Kerumunan Serba Putih di Puncak Gunung Lawu

Manadonesia.com - Fenomena tak biasa menyita perhatian sebagian publik Tanah Air, setelah sebuah video viral menunjukkan puluhan orang berpakaian serba putih berkumpul di kawasan puncak Gunung Lawu, Jawa Tengah.

Kejadian ini memantik rasa penasaran warganet tentang siapakah sebenarnya yang mereka lakukan di puncak Gunung Lawu itu?

Mulanya, beredar video yang diunggah sejumlah pendaki di media sosial TikTok yang memperlihatkan momen langka di Tugu Hargo Dumilah, titik tertinggi Gunung Lawu.

Baca Juga: Padel Dipajaki 10 Persen, Menpora: Ada Potensi Ekonomi, Pemerintah Punya Hak Ambil Kontribusi

Di sana, terekam rombongan orang berseragam putih yang tampak tengah menjalankan sebuah ritual.

Penampakan itu berhasil membuat bulu kuduk merinding, terkhusus soal keseragaman pakaian orang-orang itu yang semuanya mengenakan busana serba putih.

Tak pelak, netizen ramai-ramai membagikan ulang video tersebut dan menebak-nebak identitas para "kerumunan serba putih" di Puncak Gunung Lawu ini.

Meski belum ada keterangan resmi mengenai identitas mereka, namun terdapat dua versi kronologi yang tersebar dari akun TikTok para pendaki yang merekam langsung kejadian ini.

Berikut 2 versi gambaran kronologi tentang maksud dan tujuan dari rombongan di Puncak Gunung Lawu:

*1. Menggelar Doa dan Tahlilan*

Salah satu video diunggah oleh akun @nangdprtma milik Danang Pratama. Dalam keterangannya, Danang menuliskan peristiwa itu terjadi pada Jumat, 11 Juli 2025, sekitar pukul 09.30 WIB.

Saat itu, Danang baru tiba di puncak, dan rombongan berpakaian putih sudah lebih dulu bersiap di sekitar tugu.

"Awal lihat agak merinding tapi aman. Dan pengalaman yang nggak bakal terlupakan di Lawu," tulis Danang dalam postingan akun TikToknya @nangdprtma pada Minggu, 13 Juli 2025.

Dalam rekamannya yang telah ditonton oleh 5,4 juta pengguna TikTok, Danang menyebutkan, rombongan tersebut tampak menggelar doa-doa, membaca tahlil, dan mengucapkan doa-doa khas tradisi kejawen.

Puncaknya, mereka melaksanakan salat Jumat berjamaah di sana hingga sekitar pukul 12.30 WIB.