Manadonesia.com - Salah satu orang tua korban ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, mempertanyakan kejelasan dan batas waktu tanggungan biaya pengobatan dari pemerintah.
Orang tua korban mengaku hingga kini belum mendapat kepastian maupun kunjungan dari pihak berwenang, meski sebelumnya pemerintah telah menyatakan akan menanggung seluruh biaya perawatan korban.
Pria yang diketahui bernama Andre itu menyampaikan bahwa anaknya mengalami luka parah dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Andre khawatir beban pengobatan akan terus bertambah seiring lamanya proses pemulihan.
"Korban ledakan ini ditanggung oleh pemerintah, saya kan juga enggak tahu ya ditanggungnya itu sampai kapan," ucap Andre kepada awak media pada Selasa, 11 November 2025.
"Karena ini masalah anak saya lukanya itu sangat-sangat parah," lanjutnya.
Andre menilai kondisi anaknya tidak mungkin pulih dalam waktu singkat dan berharap pemerintah memberikan perhatian jangka panjang terhadap korban yang masih dalam masa perawatan.
"Dan tidak mungkin dalam kondisi satu tahun atau dua tahun itu baru sembuh," tutur Andre.
Lebih lanjut, Andre mengaku belum pernah ditemui oleh pejabat pemerintah terkait skema tanggungan biaya perawatan.
"Jadi saya berharap dari pihak pemerintah sampai sekarang Alhamdulillah tidak ada yang menemui saya," ujarnya.
"Dari pemerintahan DKI Jakarta, dari Kapolri, Kapolda, tidak ada yang menemui saya," tambah Andre.
Orang tua korban tersebut menegaskan bahwa kepastian tanggungan biaya penting bagi masa depan anaknya yang masih memiliki cita-cita dan harapan untuk pulih.
"Jadi saya ingin memastikan, ini anak juga punya cita-cita, ke depannya dia mau jadi apa. Apa cita-citanya itu tenggelam gitu aja," pungkasnya.
Pemerintah Pastikan Biaya Perawatan Ditanggung
Artikel Terkait
Cerita Evakuasi 7 Mahasiswa yang Sempat Terbawa Arus Sungai Cimanuk saat Rafting: 2 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia
Densus 88 Bongkar Terduga Pelaku Insiden Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bawa 7 Peledak, Meletus di 2 Lokasi
Saat APBN Dituntut Jadi Mesin Penggerak Pembangunan RI, Ada Proyek Mangkrak yang Dinilai Bisa Bikin RI Boncos
Pengakuan Pelaku Penculik Balita di Makassar: Awalnya Ingin Rawat, tapi Terdesak Butuh Uang
ICW soal Utang Whoosh: Kok Baru Ribut Sekarang?
Resmi Dibentuk Versi Internal dan Pemerintah, Dedy Tabrani Sebut Reformasi Polri Bukan soal Kelembagaan
Ketua DIKPI: Ilmu Kepolisian dalam Kehidupan Sehari-hari Bantu Anak Kendalikan Emosi dan Stres Sejak Usia Dini
Hearing Soal Tambang Emas, Warga Kecewa Perwakilan PT Bumi Suksesindo Tak Bisa Menjawab Pertanyaan Tuntutan Warga
Cegah Kasus Keracunan MBG, Kepala BGN Perintahkan SPPG Masak dengan Air Bersertifikat
JPP Promedia Gelar Diskusi Ilmu Kepolisian bersama Ketua DIKPI, Soroti Peran Masyarakat dalam Keamanan