Anak Pejabat Ditjen Pajak Pamer Harta, Sri Mulyani Curhat: Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

“Teman-teman yang di pajak, bea cukai yang harus tetap melakukan tugasnya. Kita mendesain suatu police. Jadi, merupakan suatu proses yang luar biasa intens.”

Sri Mulyani kembali terdiam dan melanjutkan dengan suara masih bergetar.

“Secara keseluruhan cukup baik. Hasil yang diperoleh. Bahkan, kalau kita lihat dan dibandingkan dengan banyak negara relatif Indonesia bagus. Ekonominya bagus, mulai pulih, APBN-nya bagus.”

Baca Juga: Sambut Nisfu Syaban dengan 5 Amalan Berikut, Ustadz Abdul Somad: Rasulullah Menghidupkan Malam Istimewa Ini

“Dan Kementrian Keuangan dalam hal ini di dalam berbagai lini, di dalam berbagai forum, kita mendapatkan pengakuan adanya suatu reformasi.”

“Jadi kejadian ini, sebetulnya untuk saya pribadi, selalu diingatkan untuk memiliki humality, kerendahan hati.”

“Sebagai manusia, sebagai pejabat, kita sering tidak tau apa yang akan terjadi di depan kita. Maka, yang perlu dan harus kita lakukan, meyakinkan kalau kita melakukan yang terbaik.

“Kadang-kadang yang terbaik pun tidak selalu cukup untuk bisa menahan sebuah musibah.” ucap Sri Mulyani.

Rosianna Silalahi kembali melancarkan pertanyaan, “Bu Ani, saya tau langsung konferensi pers dari India. Dan disitu salah satu keputusan seorang Sri Mulyani adalah mencopot RAT. Bu Ani, apakah ini, bagaimana menjelaskan keputusan ini? Banyak orang itu akan menempatkan asas praduga tak bersalah. Mengapa keputusan ini Bu Ani rasa penting diambil?”

Baca Juga: Bank BCA Ubah Batas Minimum Transaksi Antar Rekening, Benarkah hanya 1 Rupiah?

“Sebagai pimpinan Kementrian Keuangan kita langsung tahu bahwa ini akan menimbulkan suatu reaksi dan respons yang luar biasa negatif. Maka, sebelum saya bahkan berangkat ke India, malam itu juga saya menyampaikan di media sosial.” Sri Mulyani menjawab.

“Satu, kita menyampaikan mengecam terhadap kejadian penganiayaan yang tidak berperikemanusiaan. Untuk alasan apapun tidak bisa dibenarkan.”

“Yang kedua, saya juga menyampaikan saya mengecam gaya hidup. Karena, disitu yang muncul adalah bahwa yang bersangkutan si anak ini menggunakan sebuah kendaraan yang dianggap mewah dan kemudian muncul lah asosiasi dengan siapa dia, anaknya siapa. Dan orang tuanya bekerja di mana.”

Setelah menjawab dengan beberapa kalimat, Sri Mulyani menekankan posisinya.

Baca Juga: Hadits Palsu tentang Nisfu Syaban, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat