China Berambisi Kuasai Pasar Otomotif Dunia: Jepang, Korea Selatan & Jerman Kepanasan

Baca Juga: ASTAGA Nubia Lagi Ngamuk, Red Magic 8S Pro: HP Gaming Pertama dengan RAM 24GB Bikin Pesaingnya Keringat Dingin

Manufaktur adalah pendorong utama pertumbuhan, mengubah ekonomi komunis yang berjuang menjadi ekonomi semi-kapitalis besar-besaran senilai $18 triliun hari ini.

Memang, Indeks Kompleksitas Ekonomi yang disusun oleh Laboratorium Pertumbuhan Universitas Harvard, yang menganalisis berbagai macam produk yang diekspor suatu negara, menempatkan China di peringkat ke-17 dunia, turun dari peringkat ke-24. satu dekade lalu.

Lonjakan ekspor mobil sebagian besar tidak terjadi besar-besaran di AS, selain pandemi Covid-19, membuat pabrik mobil China lebih berfokus pada pasar Eropa, Asia, dan Amerika Latin.

Dengan masalah keselamatan yang membuat sejarah, karena kualitas telah meningkat selama dekade terakhir, mobil China telah memulai pengujian keselamatan di beberapa negara Eropa.

Tindakan keras China terhadap polusi udara juga telah membantu sebagian besar mobilnya memenuhi standar emisi Eropa.

Menurut Eurostat, ekspor mobil China ke Uni Eropa tumbuh 156% pada 2021, menjadi 435.000 unit.

Dengan harga sekitar US$13.700, harga rata-rata mobil penumpang buatan Tiongkok untuk ekspor adalah sekitar sepertiga dari harga mobil Jerman pada tahun 2021.

Ini sekitar 30% lebih murah daripada yang dibuat di Jepang, menurut data yang diberikan oleh UN Comtrade.

Artinya, mobil China lebih cenderung menjadi ancaman bagi mobil pabrikan Jepang dan Korea, yang harganya lebih murah daripada merek Jerman. ***