Kalaupun ternyata ada indikasi dampak antara HAARP dengan cuaca, dipercaya tidak akan begitu signifikan.
Lokasi penelitiannya pun tidak begitu besar, dan instrumennya sendiri hanya berfungsi untuk menembakkan gelombang radio serta menerima pantulannya.
Belum ada hal yang dapat membuktikan secara pasti bahwa di tempat penelitian tersebut, HAARP dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan awan atau awan badai, untuk memanipulasi cuaca.
Jika memang bukan senjata rahasia, lantas mengapa penelitiannya dilakukan oleh militer Amerika Serikat, ya?
Karena penelitiannya dilakukan oleh militer, maka tidak heran jika banyak yang menghubungkan HAARP sebagai senjata rahasia Amerika Serikat.
Menurut situs resmi dari University of Alaska Fairbanks, HAARP memang dikembangkan untuk keperluan militer, akan tetapi tidak sebagai senjata rahasia.
Melainkan untuk mengembangkan sistem navigasi dan komunikasi.
Sebab dalam dunia militer, alat-alat perang seperti pesawat dan kapal perang tentu akan membutuhkan sistem navigasi dan komunikasi yang canggih.
Di sinilah kehadiran HAARP dibutuhkan, sebagai pengembang teknologi navigasi dan komunikasi, dengan memanfaatkan gelombang radio.
Dengan ditelitinya Ionosfer, pihak militer Amerika Serikat menjadi lebih paham bagaimana caranya berkomunikasi yang optimal, hanya dengan memanfaatkan gelombang radio.
Jadi sebenarnya, kalau kita bisa mengesampingkan sentimen negatif, hal ini bisa dijadikan contoh yang baik.
Contoh tentang bagaimana militer di Amerika Serikat mau menerapkan ilmu pengetahuan buat berkembang.
Karena mereka sampai harus mengadakan program penelitian khusus, hanya untuk mengembangkan sistem komunikasi.
Terlihat bahwa science benar-benar diterapkan di berbagai aspek untuk improvement.
Seandainya saja hal ini bisa kita jadikan motivasi untuk mengejar, namun sayangnya banyak di antara kita yang bertahan dengan pemikiran seperti orang kebanyakan.