Menurut Ferry Irwandi, stoicisme adalah Ilmu Filsafat yang muncul sebelum tahun masehi dari era Siprus ke waktu penaklukan Romawi ke Yunani.
"Dan itu berkembang sampai sekarang. Sekarang pun banyak yang mempelajari dan memahami ilmu filsafat ini karena sangat bermanfaat untuk hidup manusia dan tidak bertentangan dengan ilmu agama apapun,” kata Ferry Irwandi.
"Stoicism sendiri muncul sebelum beberapa agama yang sekarang banyak dianut masyarakat termasuk agama Islam," tambahnya.
Ferry Irwandi mengatakan, stoicisme sendiri adalah ilmu untuk mengendalikan diri, mengendalikan faktor kebahagiaan, dan ilmu untuk manusia supaya fokus sama hal yang bisa dia kendalikan.
"Dan stoicisme sendiri berbicara soal penerimaan diri, berbicara soal keberanian, berbicara soal menghadapi segala kemungkinan dan posibilitas yang terjadi dalam hidup kita," tuturnya.
"Dan apakah kita sudah siap untuk itu atau tidak, dan kalau kita sudah siap berarti ketika melakukan sesuatu sudah kalkulasikan semua resiko terburuknya,“ tambahnya.
Ferry Irwandi mengatakan, kenapa stoicisme sangat related di zaman sekarang, karena peradaban ini sendiri sangat dinamis dalam 5-10 tahun terakhir, kaum fomo banyak bermunculan.
"Orang-orang sekarang didorong terus untuk sukses di usia muda seperti Financial Freedom, bahkan tanpa memperhitungkan faktor pembentuk orang tersebut."
Baca Juga: Warning! Inilah 9 Dampak Buruk Makanan Instan atau Makanan Cepat Saji Jika Dikonsumsi Berlebihan
"Dan setiap pencapaian orang-orang banyak yang sampai dishare di media sosial dan itu bukan masalah," tuturnya.
"Kita tidak bisa mengatur seseorang bisa mencapai sesuatu atau tidak, tetapi kita bisa mengatur bagaimana kita bisa melihat pencapaianya."
"Dan kita bisa melihat pencapaian seseorang bisa membuat kita bahagia dan termotivasi."
"Yang menjadi masalah adalah kebanyakan masyarakat sekarang atau anak muda spesifiknya ketika dia melihat suatu pencapaian orang yang dinilai setara dengan dia, tapi ketika dia melihat pencapaian seseorang lebih dari dirinya itulah membuat anak muda sekarang mudah stress, insecure, hingga toxic," jelasnya.
Habib Jafar pun menambahkan, bahwa dalam keadaan dilema seperti itu, di agama, masuklah fenomena-fenomena seperti insecurity, toxic relationship, hingga trush issued di kalangan anak muda.
"Pikiran-pikiran akan dipenuhi oleh pencapaian orang lain," kata Habib Jafar.