Begitu juga bab penambahan kata Ta’ala setelah lafadz Allah, khususnya yang salam. Karena beranggapan bahwa redaksi salam dari Rasulullah tidak begitu alias sudah tidak murni. Lafadz salam dianggap tauqifi, murni dari Nabi Muhammad.
“Itu kan jadi repot ketika redaksi penambahan kata Ta’ala setelah lafadz Allah saja dipermasalahkan. Perbedaan itu soal sudut pandang. Biasa saja,” tandas ulama asal Rembang ini.***
Artikel Terkait
Gus Baha, Yaya Toure dan Para Kiai yang Menggandrungi Sepak Bola
Sholat Dhuha Itu Cukup Sebulan Sekali! Jangan Tiap Hari, Penjelasan Gus Baha Soal Etika dalam Beribadah
Gus Baha Angkat Bicara Tentang Khilafah Yang Perlu Direnungkan, Berikut Penjelasannya
Gus Baha dan Problem Dikotomi Ilmu: Ilmu Umum dan Ilmu Agama Itu Tidak Ada Bedanya!
Pesan Mbah Moen, Pegawai Negeri dan Jalan Dakwah dalam Pandangan Gus Baha
Cara Menghadapi Orang yang Bikin Emosi dan Menjengkelkan, Begini Tips Dari Gus Baha
Baik Mana, Negara Kafir Bebas Korupsi atau Negara Islam Korupsi? Ini Pendapat Gus Baha
Gus Baha: Depresi Sampai Ingin Bunuh Diri? Begini Solusi Menghadapi Masalah Hidup Yang Berat!
Mustahil Kiamat Terjadi Jika 3 Hewan ini Belum Punah dari Muka Bumi Kata Gus Baha, Apa Saja?
Gus Baha: Jangan Ucapkan Hal Ini ke Orang yang Tidak Sholat Tarawih Karena Sibuk Kerja