Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum” (HR. Al-Bukhari).
Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional.
Jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, janganlah dihadapi dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi SAW bersabda: “Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu beupuasa, hendaknya ia tidak bevkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa’” (HR. Al- Bukhari & Muslim).
Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpat, juga dianjurkan untuk mengingatkan agar berhenti menghina dan mencaci maki. Mudahan kita selalu takut dan bersyukur pada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya.
Menjaga Diri dari Syahwat (keinginan)
Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuanpuasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan.
Jabir bin Abdillah berkata: “Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.”
Demikianlah kiat menggapai puasa Ramadhan yang sempurna di mata Allah SWT.***