Energi terbarukan yang berasal dari panas bumi memanfaatkan energi termal dari dalam bumi. Panas yang diambil dapat menggunakan sejumlah media, salah satunya dengan sumur.
Panas bumi yang secara alami disebut reservoir hidrotermal, dan ada juga panas bumi yang ditingkatkan dengan stimulasi hidrolik.
Energi panas bumi di berbagai lokasi dan suhu dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dari teknologi pembangkitan listrik dari reservoir hidrotermal.
Bioenergi
Energi terbarukan yang berasal dari bioenergi berasal dari berbagai bahan organik, seperti kayu, arang, kotoran hewan, dan pupuk kandang.
Bioenergi yang modern kini mencakup tanaman atau pohon khusus, residu dari pertanian dan kehutanan, dan berbagai aliran limbah organik.
Energi yang dihasilkan dari pembakaran bioenergi menghasilkan emisi gas rumah kaca, namun pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan pembakaran fosil.
Apa Manfaat Energi Terbarukan Secara Global?
Energi terbarukan dapat membatasi dampak buruk dari emisi gas rumah kaca secara global yang disebabkan oleh manusia maupun karbon dioksida dan metana.
Hal ini dikenal sebagai net zero emission atau emisi nol bersih, untuk mengurangi sedekat mungkin dengan sisa emisi yang secara permanen dihilangkan dari atmosfer.
Konsep emisi nol bersih pertama kali dipopulerkan oleh Perjanjian Paris, sebuah kesepakatan yang dinegosiasikan pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP21) tahun 2015 untuk membatasi dampak emisi gas rumah kaca.
Energi terbarukan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi residu terutama yang ada di sektor yang sulit dikurangi, seperti pertanian dan produksi bahan kimia.
Bagaimana Manfaat Energi Terbarukan di Indonesia?
Sejumlah lembaga think tank di Indonesia turut menyumbang pikiran atas problem energi terbarukan dengan menggelar diskusi bertajuk ‘Memimpin Perubahan: Transisi Energi dan Emisi Nol Bersih dalam Pemerintahan Prabowo Gibran 2025-2029’ di Jakarta, pada 24 Oktober 2024.
Diskusi ini diikuti oleh Climateworks Centre, Centre for Policy Development (CPD), Institute for Essential Services Reform (IESR), Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID), International Institute for Sustainable Development (IISD), dan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), yang tergabung dalam Energy Transition Policy Development (ETP) Forum.
Artikel Terkait
Redmi K80 diluncurkan dengan Snapdragon 8 Gen 3, layar 2K 6,67″ & baterai 6550mAh
Penjelasan Apple iPhone 17 Air: Apa Istimewanya iPhone Paling Tipis Saat Ini?
Kabar Baik! Samsung menghadirkan Mobile Cloud Gaming untuk perangkat Galaxy
Spesifikasi Huawei Mate 70 Pro Plus, Ponsel dengan Teknologi Tinggi, bikin Takjub Bro!
Menyoal Janji Menteri Meutya Hafid Berantas Aktivitas Ilegal, 11 Oknum Pegawai Komdigi Ini Malah Ketahuan Bina Judi Online
Akibat Kelakar Buruknya, Pat Gelsinger Ketar-Ketir Usai Tak Ada Lagi Diskon 40 Persen Buat Pasokan Chip dari TSMC
Mengenal Jack Ye, Pemilik Miniso yang Bangun Usahanya dari Imajinasi Liar Tentang Jualan Barang Harga Murah
Minta Lagi, Natalius Pigai Ingin Ribuan Pegawai Demi Bangun Mindset Warga RI Soal HAM: Intip 3 Permintaan Dana Triliunan Sang Menteri
Sederet Momen Kocak Vicky Prasetyo di Debat Pilbup Pemalang 2024, Salah Satunya Interupsi Melulu yang Bikin Moderator Sebel!
Heboh! Selebgram Arie Rieyanthie Tuding Suaminya Main Serong Usai Pulang Umroh, Ini 3 Kasus Serupa yang Bikin Geleng Kepala!