Fakta Temuan Cacing Pita Sebanyak 3 Toples di Perut Anak 3 Tahun, Ternyata karena Main di TPA dan Tidak Pakai Alas Kaki

photo author
- Jumat, 18 April 2025 | 18:55 WIB
Hasil Rontgen Anak yang di Perutnya Terdapat Cacing Pita. (instagram.com/jemberinfo_)
Hasil Rontgen Anak yang di Perutnya Terdapat Cacing Pita. (instagram.com/jemberinfo_)

Manadonesia.com -Kasus bocah 3 tahun di Jember yang ususnya dipenuhi cacing ascariasis bukan terjadi begitu saja.

Menurut dokter, latar belakang kebiasaan anak yang kurang bersih sangat berperan besar dalam menyebabkan masalah kesehatan ini.

Dokter Bela Mayvani, Sp.BA, menjelaskan bahwa pasien memiliki riwayat kebersihan pribadi yang buruk.

Sang anak sering bermain di lingkungan yang kotor tanpa menggunakan alas kaki, bahkan di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“History (sejarah) dari pasien ini, dia memang kesehariannya untuk kebersihan memang kurang baik,” ujar Bela dikutip pada Jumat, 18 April 2025.

Selain itu, faktor lain yang turut menyumbang risiko adalah kebiasaan sang anak mengonsumsi air yang tidak direbus terlebih dahulu.

Dokter menyebut, air yang tidak dimasak bisa menjadi media masuknya telur cacing ke dalam tubuh manusia.

“Juga mengkonsumsi air yang tidak direbus, mungkin bisa menjadi faktor risiko penyebab adanya cacing dalam hal ini,” tambahnya.

Cacing jenis ascaris atau ascariasis yang ditemukan pada anak tersebut berasal dari tanah dan banyak ditemukan di daerah endemis seperti Jember dan Bali.

Jika telur cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia, mereka bisa berkembang biak di saluran pencernaan.

“Cacing ini berasal dari tanah. Jika tertelan, bisa hidup dan berkembang biak di usus atau lambung,” jelas Bela.

Karena itulah, dokter mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan kebersihan anak, terutama soal kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan minum air matang.

“Jaga kebersihan anak, jangan lupa membersihkan tangan sebelum makan, dan memberikan obat cacing pada anak,” pesannya.

Pemberian obat cacing secara rutin juga disarankan sebagai langkah pencegahan, terutama di wilayah-wilayah yang dikenal memiliki risiko tinggi infeksi parasit seperti daerah pedesaan atau lingkungan padat penduduk dengan sanitasi buruk.

Meskipun pasien dalam kasus ini sudah sembuh, kejadian tersebut membuka mata banyak orang tua tentang pentingnya mengawasi aktivitas dan kebiasaan anak-anak sejak dini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X