Trump Klaim Hancurkan Tiga Fasilitas Nuklir Iran, Ancam Serangan Lebih Besar Jika Damai Ditolak

photo author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 15:29 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengklaim telah menghancurkan 3 fasilitas nuklir Iran. (instagram/whitehouse)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengklaim telah menghancurkan 3 fasilitas nuklir Iran. (instagram/whitehouse)

Manadonesia.com – Ketegangan di Timur Tengah memanas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran.

Aksi militer ini menandai langkah besar Washington dalam mendukung kampanye bersenjata yang lebih luas bersama Israel terhadap Teheran.

Trump mengonfirmasi operasi militer tersebut dalam pidato resmi yang disiarkan televisi pada Sabtu 21 Juni 2025 (waktu setempat).

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Minta Kemenag Perketat Seleksi Kesehatan Calon Jemaah Haji Tahun Depan

Ia menyebut serangan itu sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler".

"Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dan sepenuhnya dihancurkan," ujar Trump dalam pidatonya, dikutip Minggu 22 Juni 2025.

Trump juga mengingatkan bahwa Iran kini berada di persimpangan antara "perdamaian atau tragedi", dan memperingatkan akan adanya serangan lanjutan yang lebih besar jika Iran menolak dialog damai.

"Jika perdamaian tidak segera terwujud, kami akan menyerang target-target lainnya dengan tepat, cepat, dan terampil," tegasnya.

Sebelumnya pemerintahan AS telah menghubungi pihak Iran secara diplomatis dan menyampaikan bahwa serangan tersebut bukan dimaksudkan untuk menggulingkan pemerintahan, melainkan murni sebagai bagian dari strategi militer.

Trump juga merinci tiga lokasi nuklir yang menjadi sasaran, yakni Natanz, Isfahan, dan Fordow.

Ia menyebut sebanyak 30 rudal Tomahawk telah ditembakkan ke dua lokasi pertama, sementara enam bom penghancur bunker dijatuhkan ke fasilitas bawah tanah di Fordow.

Langkah ini dipandang sebagai eskalasi besar yang berpotensi menjerumuskan kawasan ke dalam konflik regional baru.

Terlebih, keputusan Trump tersebut datang jauh lebih awal dari tenggat dua minggu yang ia tetapkan sebelumnya untuk menuntut Iran menyepakati perdamaian.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X